Kalla Group merupakan satu kelompok usaha yang terbesar di kawasan timur Indonesia dengan kendali usaha berpusat di Makassar, Sulawesi Selatan. Konglomerasi Kalla Group sendiri saat ini telah memasuki usia 72 tahun, sejak didirikan oleh Hadji Kalla pada 1952.
Hadji Kalla adalah seorang mantan pengusaha dan ayah dari mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Jusuf Kalla sendiri lahir dari istri pertama Hadji Kalla, yaitu Athirah.
Kalla Group berawal di tahun 1952 ketika kedua Hadji Kalla dan istrinya, Athirah, mulai merintis bidang usaha perdagangan tekstil dan hasil bumi di kabupaten Watampone, Sulawesi Selatan. Perlahan tapi pasti, Kalla Group pun berkembang ke usaha non-tekstil seperti perdagangan umum impor dan ekspor hingga otomotif di bawah bendera NV Hadji Kalla.
Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Timur Indonesia, Kalla Group saat ini dipimpin Solihin Kalla, yang tak lain adalah anak laki-laki Jusuf Kalla. Pewaris Kalla Group ini pun mulai memimpin perusahaan sejak 2018 lalu.
Secara rinci, berikut peran keluarga Kalla dalam pohon bisnis Kalla Group, yang telah Olenka rangkum dari berbagai sumber, Kamis (7/11/2024).
Baca Juga: Agung Sedayu Group, Berawal dari Bisnis Keluarga hingga Menjadi Raksasa Properti Nasional
Sejarah Kalla Group
Sejak berusia belasan tahun, Hadji Kalla sudah mulai berjualan. Saat itu, salah satu barang dagangannya adalah kain sutra. Ia menjajakannya dari kampung ke kampung di Bone.
Dalam waktu tiga tahun, Hadji Kalla pun memiliki kios di Pasar Bajoe, Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Kios itu bernama Sederhana yang menjual kain dan barang-banang kelontong. Toko itu dimiliki Hadji Kalla sejak tahun 1938.
Pada 1950, seiring kemajuan usaha, Hadji Kalla dan Athirah membuka Toko Sederhana di Jalan Wajo, Watampone. Toko tersebut menjual barang kebutuhan pokok dan pakaian. Kesibukan keduanya pun bertambah karena di sisi lain juga harus merawat dan menjaga tiga anak mereka yang masih kecil, yakni Nuraini Kalla, Muhammad Jusuf Kalla, dan Zohrah Kalla.
Sukses berdagang di kampung, Hadji Kalla dan Athirah pun memberanikan diri merantau dan berdagang ke Makassar membawa tiga anak mereka. Keputusan merantau ke Makassar dirasa sangat tepat karena pada masa itu terjadi gerakan nasionalisasi perusahaan Belanda. Hadji Kalla pun tidak mau ketinggalan, dia juga membeli tujuh Firma warisan Belanda.
Pada 18 Oktober 1952, Hadji Kalla mendirikan perusahaan bernama NV Hadji Kalla Trading Company. Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan, tekstil, ekspor-impor, dan jasa transportasi. Dia mengembangkan usaha tersebut dibantu teman-temannya, diantaranya Hadji Saebe.
Lama kemudian, setelah perusahaan maju, Hadji Kalla membeli satu petak rumah toko (ruko) di jalan Pelabuhan (sekarang jalan Martadinata). Ruko itu kemudian berfungsi sebagai kantor NV Hadji Kalla Trading Company sekaligus rumah tinggal Hadji Kalla dan keluarganya di Makassar.
Hasil usaha yang maju juga dipakai Hadji Kalla untuk berinvestasi. Investasi andalannya adalah membeli tanah di beberapa daerah di Makassar, seperti di jalan Andalas, di daerah Bulurokeng, Sudiang, dan beberapa daerah lainnya.
Sang istri Athirah juga tidak mau ketinggalan. Jiwa dagang membuatnya turut menjalankan usaha sendiri. Jual beli sarung sutra dan perhiasan menjadi pilihannya. Rumah di jalan Andalas dijadikannya sebagai toko. Selain itu, dia juga menjalankan usaha rental mobil.
Bisnis besar Kalla dimulai dengan Kalla Group yang didirikan pada tahun 1952. Bisnis Kalla Group ini dikelola oleh anak-anak Kalla dari istri pertamanya. Sedangkan anak-anak Hadji Kalla dari istri keduanya, yakni Adwiyah Syatha, mayoritas menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dikutip dari CNBC Indonesia, menurut Christian Pelras dalam Manusia Bugis (2006:284-391), sejak 1955 keluarga Hadji Kalla sudah menekuni bisnis tekstil. Keluarga Kalla lalu melebarkan bisnisnya ke penjualan kendaraan.
Baca Juga: Mengulik Peran Keluarga Hary Tanoesoedibjo di Pohon Bisnis MNC Group