Pemerintahan Prabowo-Gibran mempunyai visi misi besar mewujudkan Indonesia Emas atau menjadikan Indonesia sebagai bangsa berdaulat, maju, adil dan makmur pada 2045 mendatang. 

Misi besar ini mendapat dukungan dari mayoritas masyarakat Indonesia, namun untuk membuat mimpi itu menjadi nyata perlu kerja keras dari semua kalangan. 

Baca Juga: APINDO Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tembus 8 Persen

Menurut Analis Kebijakan Ekonomi dari Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Ajib Hamdani, Indonesia emas bukan kemustahilan, namun untuk menapakan kaki di sana juga bukan pekerjaan gampang.

Cita-cita luhur ini dapat terwujud jika pemerintah mampu mengendalikan pertumbuhan ekonomi secara konsisten lewat berbagai kebijakan-kebijakan smart. 

Menelisik pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia (PDB) 2023, Indonesia sudah mencapai Rp21 ribu triliun. Pertumbuhan PDB ini disokong empat sektor utama yakni konsumsi, investasi, government spending atau government expenditure, ditambah dengan ekspor-impor.

Secara matematis pertumbuhan PDB ini tergolong besar, namun hal ini tak serta merta bikin Indonesia naik kelas dari negara berkembang menjadi negara maju. Ini baru anak tangga pertama menuju sebuah perjalanan panjang dengan tujuan akhir adalah gerabang Indonesia emas. 

“Artinya kemudian, kalau kita proyeksikan pertumbuhan kita itu hanya konservatif 5 persen, maka memang berat kalau kita ingin tahun 2045 mencapai negara maju. Kenapa? Karena jumlah penduduk kita banyak,” kata Ajib saat wawancara bersama Olenka.id ditulis Senin (30/12/2024).

Berdasarkan hitung-hitungan kasar, PDB yang mencapai Rp21 ribu triliun di negara berpenduduk 280 juta orang, maka pendapatan perkapita kita hanya mentok di kisaran 4.900 USD per tahun. Itu bukan sebuah capaian yang baik, namun angka tersebut juga tak begitu buruk untuk sebuah negara berkembang yang sedang mengsong status negara maju.

Apabila dibandingkan dengan pendapatan perkapita negara maju, maka Indonesia masih tertinggal, selisih angkanya terlihat kentara. Perlu dicatat pendapatan perkapita negara maju rata-rata adalah 10.000 USD perkapita per tahun. 

Untuk menyamakan pendapatan perkapita seperti negara maju, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia mesti digenjotlebih kencang lagi hingga mencapai angka sekurang-kurangnya 6 persen atau naik satu persen dari pertumbuhan ekonomi sekarang ini. 

“Sehingga kemudian secara matematika kita bisa hitung ketika pertumbuhan ekonomi bisa di atas 6 persen, maka target 2045 pendapatan per kapita kita juga tidak kurang dari 10.000 USD per kapita per tahun,” kata Ajib. 

Pertumbuhan ekonomi 6 persen tampak terlihat kecil apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang ditarget Presiden Prabowo Subianto yakni sebesar 8 persen.

Tetapi yang menjadi persoalannya, pemerintahan Prabowo juga punya segudang pekerjaan rumah yang wajib dituntaskan dalam beberapa tahun ke depan. Fokus pemerintah bakal terbelah.

Dimana persoalan itu bisa menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mendegradasi harapan menuju Indonesia emas. Salah satu persoalan paling berat dan bisa menjadi penghalang utama adalah utang negara yang jatuh tempo dalam waktu dekat ini. 

Baca Juga: Anak Buah Prabowo: Mahfud MD Orang Gagal, Pendapatnya Nggak Perlu Didengar

Negara harus mengeluarkan banyak uang untuk menambal lubang hutang utang tersebut seraya memutar otak memikirkan cara mengerek pertumbuhan ekonomi hingga ke batas maksimum angka yang ditarget yakni 8 persen.