Kunci untuk melewati rintangan tersebut adalah membuat kebijakan yang sifatnya bisa menjaga pertumbuhan ekonomi agar sustain, bisa terjaga dengan baik, dan harus mengoptimalkan serta fokus dengan ekonomi domestik yang ada. 

“Tahun 2025, 2026, dan 2027, ruang fiskal kita begitu sempit, karena hutang jatuh tempo kita tidak kurang dari Rp800 triliun setiap tahun. Artinya, ketika ruang fiskal pemerintah yang begitu sempit, dengan government spending yang sangat terbatas, pemerintah satu sisi dihadapkan pada pengeluaran-pengeluaran yang cukup banyak,” ujarnya. 

Baca Juga: Pastikan Hasto Bakal Bongkar Borok Jokowi, PDI-P: Bukti Videonya Segera Dirilis

“Apakah pemerintah bisa mendesain government spending-nya itu bisa menjadi leveraging, atau bisa menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi yang cukup maksimal atau tidak? Karena sekali lagi, pemerintah membutuhkan semua stakeholders, pemerintah membutuhkan semua infrastruktur untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kita secara lebih agresif,” pungkas Ajib.