Pemerintah melalui i Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai putar otak mencari cara mengamankan pasokan minyak mentah domestik menyusul ancaman Iran yang hendak menutup jalur perdagangan di Selat Hormuz akibat perang bersama Israel. 

Guna mencari jalan keluarnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia bersama para pemangku kepentingan seperti Pihak Pertamina bakal menggelar rapat dalam satu dua hari ke depan. Pemerintah bakal menyiapkan upaya mitigasi lewat keputusan-keputusan taktis.

Baca Juga: Mau Ditutup Iran, Seberapa Penting Selat Hormuz Bagi Ekonomi Global?

"Akan ada rapat dengan Pertamina untuk membahas berbagai langkah-langkah taktis dalam menghadapi dinamika global, khususnya kepada ketersediaan energi kita. Karena menyangkut dengan Selat Hormuz ini harus kita hitung baik," kata Bahlil dilansir Rabu (25/5/2025). 

Diakui Bahlil, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling berdampak jika Selat Hormuz benar ditutup Iran, sebab selama ini mayoritas minyak mentah yang diimpor RI dari negara-negara di Timur Tengah didistribusikan lewat jalur tersebut. 

Namun kata Bahlil, kebutuhan minyak mentah domestik tidak hanya bergantung pada negara-negara di Timur Tengah, Indonesian kata dia juga memasok minyak mentah dari negara-negara di Afrika dan Amerika Latin. 

"Tapi kita itu sebenarnya, impor kita itu banyak, itu juga dari Afrika, Amerika latin, karena beberapa sumur-sumur minyak Pertamina ada di sana. Kemudian beberapa timur tengah. Tapi nanti berapa pastinya, saya akan cek," ujarnya.

Rute Alternatif

Pertamina saat ini telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi skenario terburuk,salah satunya adalah menyiapkan rute alternatif jika jalur perdagangan di Selat Hormuz benar-benar ditutup Iran. 

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan bahwa apabila selat Hormuz terganggu, pihaknya akan mengalihkan sejumlah rute alternatif antara lain melalui Oman dan India.

"Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman antara lain melalui Oman dan India untuk menjaga keberlangsungan rantai pasok," kata Fadjar.

Baca Juga: Nggak Mungkin Ayah dan Anak Bersaing, Kaesang Pastikan Jokowi Tak Maju Jadi Calon Ketum PSI

Menurut Fadjar penutupan Selat Hormuz oleh Iran akan berdampak serius pada distribusi minyak mentah global. Pasalnya, minyak yang dikirim melalui selat ini, setara dengan 20% pasokan minyak global.

"Jika nanti ada penutupan selat Hormuz, dimana 20 persen pelayaran minyak mentah global melalui selat tersebut tentu sedikit banyak akan berdampak pada distribusi minyak mentah dunia," katanya.