Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diklaim mulai membetot perhatian investor swasta, mereka menunjukan ketertarikan untuk  berinvestasi di lembaga yang baru seumur jagung itu. 

Ketertarikan investor swasta pada Danantara itu diketahui dalam laporan riset UBS Indonesia yang dirilis pada 5 Maret 2025. Lembaga itu disebut mulai menarik perhatian para investor berkat pendekatan profesional yang diterapkan. 

Antusiasme ini semakin meningkat setelah Chief Information Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir berpartisipasi dalam sebuah sesi dengan para investor di Singapura.

Baca Juga: Prabowo Minta Rosan Dkk Tak Rekrut Orang Titipan untuk Tim Danantara

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Pandu menghadiri UBS OneASEAN Summit 2025 di Singapura pada 3-4 Maret 2024. Acara ini menjadi kesempatan pertama bagi Danantara untuk berinteraksi langsung dengan investor global.

Lebih dari 30 investor global turut serta dalam pertemuan tersebut, dengan total aset kelolaan (Asset Under Management/AUM) mencapai sekitar US$ 2,5 miliar di Indonesia.

“Para investor swasta menunjukkan antusiasme mereka terhadap Danantara serta mengapresiasi pendekatan profesional yang diterapkan. Bahkan, investor yang sudah memiliki pengalaman di Indonesia tetap optimis dan secara aktif mencari peluang investasi di sektor infrastruktur, energi terbarukan, serta pusat data,” demikian isi laporan UBS dilansir Jumat (7/3/2025). 

UBS juga menilai kehadiran Danantara dapat menjadi faktor positif di pasar karena berpotensi meningkatkan dividen serta memperbaiki tata kelola perusahaan.

Dalam diskusi panel, Pandu membahas sejumlah aspek penting terkait Danantara, termasuk struktur organisasi, tata kelola, skema pendanaan, perkembangan yang telah dicapai, serta mandat investasinya.

“Kami meyakini Danantara akan membawa dampak positif bagi BUMN Indonesia, baik melalui peningkatan dividen maupun tata kelola perusahaan yang lebih baik,” kata UBS.

Laporan tersebut juga menjelaskan untuk memastikan keseimbangan dan transparansi, Danantara akan memiliki dewan direksi independen, audit internal, serta komite investasi yang profesional. UBS menambahkan Danantara juga memiliki peluang untuk merekrut tenaga ahli dari luar negeri.

Terkait pendanaan, Pandu mengungkapkan dalam 12 bulan mendatang, Danantara akan menerima suntikan modal awal sebesar US$ 20 miliar. Dana ini berasal dari dividen BUMN, surplus anggaran negara, serta hasil realokasi fiskal.

Dalam waktu dekat, fokus utama Danantara adalah membentuk tim yang solid. Namun demikian, badan ini telah mulai mengidentifikasi potensi proyek investasi dengan nilai total mencapai US$ 65 miliar.

Dari sisi mandat investasi, sebagai investor holding (IH), Danantara dituntut untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return) yang melebihi biaya modalnya.

Baca Juga: Prabowo Bertemu 8 Pengusaha Kakap di Istana Ada Anthony Salim dan Dato Tahir

Selain itu, Danantara terbuka terhadap investasi baik di sektor swasta maupun publik. Meski begitu, untuk investasi publik, Danantara akan mencari keseimbangan agar tidak menimbulkan efek crowding out. Dalam sektor swasta, fokus utama Danantara mencakup industri hilir, energi terbarukan, infrastruktur digital, ketahanan energi, serta ketahanan pangan.