Growthmates, di era digital seperti saat ini mustahil sepertinya manusia tidak lekat dengan yang namanya media sosial (medsos). Secara global, masyarakat usia kerja yang memiliki akses internet kini menghabiskan lebih dari 2,5 jam per hari di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, X, Whatsapp, Youtube, dan lainnya.

Media sosial sendiri banyak dimanfaatkan mulai dari berinteraksi dengan teman dan keluarga hingga mengecek berbagai berita atau tren yang sedang viral. Padahal faktanya, terlalu sering mengakses media sosial ternyata bisa menyebabkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan kita.

Gak cuma itu, penggunaan media sosial bisa menjadi berlebihan dan menimbulkan masalah jika mengganggu sekolah atau pekerjaan, menyebabkan konflik dalam hubungan, atau membahayakan kesehatan mental.

Misalnya, overthinking dan mulai membanding-bandingkan diri dengan orang lain, ketika melihat unggahan dari teman atau orang lain. Meskipun tak secara resmi diakui sebagai gangguan kesehatan mental, beberapa ilmuwan bahkan berpendapat bahwa penggunaan media sosial yang bermasalah adalah sebuah “kecanduan”.

Nah Growthmates, saat kamu mendapati dirimu mengecek medsos secara berlebihan, kamu mungkin memutuskan sudah waktunya untuk melakukan detoks media sosial.

Detoks media sosial pada dasarnya adalah istirahat atau berhenti sejenak dari mengakses atau membuka akun media sosial yang kamu punya. Caranya bisa bermacam-macam tergantung diri sendiri. 

Misalnya, kamu menghapus salah satu aplikasi yang menurutmu paling toxic, atau berhenti mengikuti dan memblokir akun yang membuatmu merasa tidak percaya diri, dan membuatmu merasakan perasaan negatif lainnya. 

Lazimnya, orang menonaktifkan akun media sosial sekitar seminggu atau satu bulan. Namun, kamu dapat melakukan detoks media sosial selama apa pun yang kamu butuhkan dan inginkan, sampai merasa lebih baik. 

Lebih lanjut, manfaat lain dari detoks media sosial akan olenka ulas selengkapnya di bawah ini. Yuk, simak!

1. Berdampak Positif pada Kesejahteraan Mental

Dijelaskan dalam Discover Magazine, penggunaan media sosial secara berlebihan acap kali dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan kesepian.

Betapa tidak, saat mengakses media sosial, sebagian besar orang cenderung akan membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain yang tampak lebih baik dan “sempurna" di media sosial. Hal ini bisa memicu kamu untuk merasa rendah diri, malu, iri, atau bahkan membenci diri sendiri.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Bath menunjukkan bahwa mengambil jeda dari media sosial selama seminggu dari media sosial dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan, depresi, dan kecemasan di antara pengguna media sosial.

Studi lain yang dilakukan di Denmark juga menunjukkan bahwa menghentikan penggunaan media sosial selama seminggu dapat meningkatkan kepuasan hidup dan emosi positif, terutama bagi pengguna yang berat, pasif, dan cenderung iri pada orang lain.

2. Meningkatkan Kualitas Tidur

Manfaat lainnya dari detoks media sosial adalah meningkatkan kualitas tidur. Banyak orang yang mengorbankan waktu tidurnya hanya untuk bermain media sosial. Padahal, tidur adalah kebutuhan tubuh dasar manusia.

Kurang tidur dapat menyebabkan berbagai penyakit di kemudian hari. Penelitian menunjukkan, gangguan tidur dapat meningkatkan risiko penyakit seperti, penyakit jantung, obesitas (kegemukan), dan penyakit metabolik lainnya.

Baca Juga: Ini Pentingnya Kenalkan Literasi Media pada Anak Sejak Dini, Orang Tua Wajib Tahu!

3. Mengoptimalkan Produktivitas

Manfaat lain detoks media sosial lainnya yang juga penting adalah bisa mengoptimalkan produktivitas. Sebuah penelitian menunjukkan, rata-rata 60 menit per hari dihabiskan untuk bermain media sosial. Adapun, waktu sebanyak itu sebetulnya bisa dialokasikan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan.

Gak cuma itu, waktu yang dihabiskan untuk membuka media sosial, sebenarnya bisa kamu gunakan untuk merawat diri sendiri dan melakukan hal-hal penting lainnya.

4. Menjaga Hubungan Sosial dengan Orang-orang Terdekat

Sadar atau tidak, kecanduan media sosial ternyata secara tidak langsung bisa merenggangkan hubungan kita dengan orang-orang terdekat, baik itu pasangan, keluarga, atau teman. Seperti misalnya saat sedang quality time bersama orang-orang terdekat, alih-alih fokus melakukan aktivitas bersama mereka, kita malah sibuk mengakses media sosial.

Karenanya, dengan melakukan detoksifikasi media sosial bisa membantu kita untuk fokus bersosialisasi dengan orang-orang terdekat, sehingga hubungan dan silaturahmi dengan mereka tetap terjaga.

5. Menjaga Kesehatan Fisik

Detoksifikasi media sosial dapat menghindarkan kita dari risiko menderita berbagai gangguan kesehatan akibat terlalu banyak menatap layar gadget, seperti sakit kepala, migrain, dan gangguan kesehatan mata.

Selain itu, selama melakukan detoksifikasi media sosial, kita juga bisa mengisi waktu yang biasa digunakan untuk mengakses media sosial dengan berbagai kegiatan yang menyehatkan, seperti berolahraga, meditasi, atau me time.

6. Membersihkan Pikiran

Umumnya, konten yang dilihat di media sosial tidak selalu positif, terkadang terdapat juga informasi yang tidak kita perlukan seperti hoaks, berita yang provokatif, konten sensitif, maraknya bot, pengikut palsu, hingga komentar orang lain yang tidak perlu.

Karenanya, mengambil jeda sejenak dari media sosial memungkinkan kamu untuk fokus dan bersyukur pada perjalanan diri sendiri.

7. Membantumu Menikmati Hal-hal Kecil

Saat membuka media sosial, sebenarnya ada yang tidak disadari sebagian orang, yakni ada jauh lebih banyak arti kehidupan daripada apa yang diposting di media sosial.  Dengan istirahat sejenak dari media sosial, kita bisa mulai fokus pada hal-hal kecil dan menikmati momen sederhana yang ada akan membuat diri merasa lebih bahagia.

Semoga informasinya bermanfaat, ya!

Baca Juga: 5 Trik Psikologi untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial