Imbauan kepada generasi muda untuk mengenal kelapa sawit secara objektif semakin penting, terutama di tengah maraknya informasi negatif yang beredar. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyadari bahwa penyebaran informasi yang tidak akurat dapat memengaruhi pandangan masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Melihat hal itu, BPDPKS menggelar acara GenSawit di Makassar, yang dihadiri oleh sekitar 280 mahasiswa dari 17 kampus untuk menguatkan kembali pengetahuan mahasiswa terhadap kebermanfaatan kelapa sawit.

Meskipun Makassar tidak memiliki perkebunan kelapa sawit, namun generasi muda di sana diketahui masih minim pengetahuan tentang manfaat kelapa sawit.

Membuka acara, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS sekaligus Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto mengatakan, generasi muda memiliki peran yang sangat vital dalam pemberdayaan dan pengembangan sawit berkelanjutan di Indonesia.

Baca Juga: Pekan Riset Sawit Indonesia 2024, Bukti Komitmen BPDPKS dalam Memajukan Industri Sawit Nasional

“Dalam pengembangan sawit, banyak program yang dilakukan oleh BPDPKS, salah satunya adalah program promosi dengan menyasar generasi muda atau milenial agar mengetahui manfaat sawit secara menyeluruh,” ungkap Kabul Wijayanto. 

Dijelaskan Kabul Wijayanto, BPDPKS bertugas menghimpun dan mengembangkan dana perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, kemudian mengelola dana melalui investasi jangka panjang dan/atau jangka pendek dengan menjaga prinsip kehati-hatian dalam mendukung sektor sawit Indonesia. 

Baca Juga: PERISAI 2024: Wujud Komitmen BPDPKS Kembangkan Riset Inovatif untuk Dukung Transformasi Industri Kelapa Sawit

“Harapan kami bahwa semoga anak muda atau milenial dapat terlibat dalam pengembangan sawit agar petani kelapa sawit juga meningkat khususnya di bidang pertanian itu sendiri,” terang Kabul Wijayanto. 

Hadir sebagai salah seorang narasumber, Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA., IPU selaku Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University menyampaikan, komoditas sawit dituding lebih keras menjadi sebab terjadinya deforestasi. Padahal, proses alih fungsi kawasan hutan menjadi peruntukan bukan hutan diperbolehkan dalam UU No. 24 Tahun 1992 tentang Rencana Tata Ruang Nasional (setiap lima tahun sekali) sepanjang disetujui oleh mayoritas komponen negara di Dewan Perwakilan Rakyat.

“Dengan demikian jelaslah bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/Provinsi/Daerah dan segala perubahan yang terkait dengannya, yang memuat peruntukan tanah untuk berbagai keperluan merupakan salah satu bentuk kedaulatan bangsa Indonesia yang tidak dapat diganggu gugat oleh bangsa lain di dunia,” kata Prof. Yanto Santosa dalam paparannya. 

Baca Juga: Upaya Perlindungan Pekerja Sawit Asal NTT

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dari seluruh komoditi-komoditi non migas di Indonesia bahkan di dunia, sawit akan tetap menjadi komoditi unggul di negara kita, karena turunan dari pengolahan sawit sangat banyak dan sangat memiliki manfaat bagi masyarakat. Hal ini menjadi penyebab kelapa sawit selalu mendapatkan tudingan-tudingan negatif agar citra sawit tersebut tidak baik di mata dunia. 

Dalam mendukung pemahaman Mahasiswa/i terkait informasi kelapa sawit secara holistik, BPDPKS juga menghadirkan narasumber diantaranya Achmad Maulizal Sutawijaya selaku Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS dan Djono Albar Burhan selaku Ketua Departemen Ketua Departemen SDM dan Hubungan Internasional DPP APKASINDO. BPDPKS juga menghadirkan public figure yakni Shani Indira untuk mendukung semakin masifnya penyebaran informasi sawit di media sosial.

Baca Juga: Industri Sawit Mendukung Kemandirian Energi Nasional

Untuk diketahui, acara GenSawit yang diselenggarakan pada Kamis (17/10/2024) ini mengusung tema “Peran Kelapa Sawit Bagi Indonesia” dan mencakup berbagai aktivitas seperti talkshow, lomba essay, dan Olimpiade #SawitBaik.