Dalam rangka HUT Kereta Api Nasional yang bertajuk “Menghubungkan Sejarah, Membangun Masa Depan Indonesia”, Ketua Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa disapa Ibas, memberikan sambutan dalam acara kunjungan dan diskusi di PT Industri Kereta Api (PT INKA) Persero di Kota Madiun.
Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat tersebut dalam kunjungannya ke PT Industri Kereta Api (PT INKA), menegaskan bahwa PT Industri Kereta Api (INKA) Persero tidak hanya menjadi pemain utama dalam industri perkeretaapian nasional, tetapi juga berperan penting sebagai penyumbang lapangan pekerjaan, motor inovasi teknologi, dan penghubung konektivitas antarwilayah Indonesia.
Baca Juga: Menengok Warisan Jonan Soal Peraturan Larangan Merokok di Kereta Api
Kunjungan Ibas ke PT INKA di Kota Madiun ini sekaligus menjadi bagian dari pengawalan program pembangunan yang juga didorong oleh Guntur Sasono, anggota DPR RI Dapil Jawa Timur VIII (Madiun, Nganjuk, Jombang, Mojokerto). Kolaborasi keduanya mencerminkan komitmen Partai Demokrat untuk memperkuat industri strategis nasional, khususnya yang berbasis di daerah, agar berdampak langsung bagi masyarakat.
Dalam sambutannya, anggota Dapil Jawa Timur VII tersebut menyampaikan apresiasi atas kemajuan Kota Madiun, termasuk pengembangan industri strategis seperti PT INKA yang dinilainya mampu menjadi tulang punggung kemandirian transportasi nasional. Ibas menekankan pentingnya investasi berkelanjutan, inovasi teknologi, dan penguatan ekosistem industri agar Indonesia dapat bersaing di tingkat global.
"Saya berbangga melihat Kota Madiun yang terus berkembang menjadi kota yang terbuka dan progresif. Ini bukti bahwa kepemimpinan yang baik mampu membawa perubahan nyata hingga ke rumah-rumah masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Kader-Kader Partai Demokrat di Ultimatum Ibas Yudhoyono: Jauhi Flexing
Lebih lanjut, Ibas menekankan bahwa pembangunan sektor industri tidak boleh hanya bertumpu pada keuntungan ekonomi jangka pendek, melainkan harus diarahkan untuk membangun keberlanjutan. “Kita tidak bisa hanya bicara soal investasi ekonomi semata, tapi juga harus mendorong investasi berkelanjutan yang berdampak luas. Dari regulasi hingga program sosial, semua harus terasa manfaatnya di tengah masyarakat," tegasnya.
Lulusan Program Doktor S3 IPB University ini juga memberikan sorotan khusus pada peran PT INKA sebagai pemain utama dalam sektor industri kereta api nasional. “Indonesia membutuhkan industri strategis yang mampu menopang kemandirian nasional. PT INKA menjadi contoh nyata bahwa bangsa kita mampu memproduksi sendiri sarana transportasi yang andal dan berkelas dunia," ungkapnya penuh optimisme.
Bahkan, produk kebanggaan Madiun ini telah membuktikan kualitasnya dengan meraih pesanan ekspor dari New Zealand, berupa gerbong barang tipe container flat top wagon, serta pesanan dari Bangladesh. Ini menunjukkan daya saing global yang patut dibanggakan.
Menurut Ibas, diperlukan cetak biru industri nasional yang terarah dan terintegrasi. Hal ini penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen utama di berbagai sektor strategis.
Menurut Ibas, perkembangan ini tidak lepas dari tonggak sejarah berupa Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang menjadi titik awal proses kemajuan sektor ini. Dukungan Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang telah beberapa kali diberikan, serta komitmen internal PT INKA untuk terus maju dan berkembang, merupakan faktor kunci.
"Kita harus punya cetak biru industri nasional yang jelas dan terintegrasi. Tidak hanya untuk mendukung sektor manufaktur, tapi juga membangun ekosistem industri yang sehat, efisien, dan kompetitif secara global," ujarnya.