Di tengah kondisi mobil listrik menjadi primadona, ada survei yang menyebutkan bahwa 46% pemilik kendaraan listrik di Amerika Serikat (AS) merasa kecewa dan memilih beralih ke kendaraan bahan bakar bensin.
Mengutip dari Carscoop pada Sabtu (29/06/2024), survei yang dilakukan McKinsey & Co itu melibatkan lebih dari 30.000 peserta dan dilakukan di 15 negara yang mewakili lebih dari 80% volume penjualan mobil listrik secara global. Hasil survei juga menunjukkan, 29 persen pemilik kendaraan listrik di seluruh dunia cenderung beralih kembali ke Interneal Combustion Engine (ICE) untuk kendaraan mereka berikutnya.
Rupanya ada tiga penyebab yang membuat mereka kecewa, di antaranya:
1. Kondisi Infrastruktur
Kondisi infrastruktur pengisian daya publik dinilai kurang memadai. Pemilik kendaraan listrik di Amerika mengaku kecewa oleh lambatnya peluncuran program infrastruktur kendaraan listrik nasional oleh Departemen Energi AS.
Baca Juga: Rencana PLN 'Sulap' 2.000 Tiang Listrik Jadi SPKLU, Gimana Nih Tanggapanmu?
Di negara lain juga menghadapi tantangan yang sama. Hanya 9% dari total peserta studi yang puas dengan perluasan jaringan pengisian daya publik di wilayah mereka.
2. Biaya Kepemilikan
Besarnya biaya kepemilikan dan kebutuhan untuk menemukan mobil yang cocok guna perjalanan jauh juga menjadi pertimbangan. Di AS dan Uni Eropa, pemerintahnya juga memberlakukan tarif impor yang lebih tinggi untuk mobil listrik yang diproduksi di China, sehingga membuat harganya menjadi lebih mahal.
Baca Juga: Perjalanan Brand BYD Masuki Pasar Otomotif Indonesia: Raja Dunia yang Berhasil Kalahkan Tesla!
3. Jangkauan Minimum Mobil Listrik
Terakhir adalah kspektasi masyarakat terhadap jangkauan minimum mobil listrik telah meningkat dari 270 mil (435 kilometer) pada 2022 menjadi 291,4 mil (469 kilometer) pada 2024. Maka dari itu, jarak tempuh menjadi salah satu pertimbangan pembeli.