Kekuatan Artificial intelligence (AI) diprediksi akan menguasai dunia pada tahun-tahun yang akan datang. Penelitian terbaru dari Ericsson ConsumerLab yang berjudul 10 Hot Consumer Trends 2030s - the AI-Powered Future, mengumpulkan tanggapan dari 6.500 pengguna awal di 13 kota di seluruh dunia mengenai skenario AI di tahun 2030-an.
Para responden percaya bahwa sekitar 80 persen konsumen dapat menggunakan simulasi AI pada tahun 2030-an untuk mengambil keputusan yang mengubah hidup mereka, seperti membeli rumah atau saham, hingga untuk membuat perubahan gaya hidup berdasarkan simulasi kesehatan.
Para pengguna awal juga melihat AI memainkan peran utama dalam pengasuhan anak, untuk meningkatkan keterampilan anak-anak dan dalam hal ini AI dipercaya akan memainkan peran penting untuk mengamankan pekerjaan yang baik.
Baca Juga: Berkembangnya Sektor Jasa Keuangan Indonesia dengan Kecerdasan Buatan (AI)
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok antara para pengguna awal. Sebagian merasakan kegembiraan, harapan, dan antusiasme yang besar terhadap AI, disebut sebagai AI hopefuls. Sementara itu, ada juga yang merasa takut dan cemas, yang disebut sebagai AI fearful.
"AI semakin populer dan manfaatnya semakin dirasakan di Indonesia. Data dari ConsumerLab menunjukkan bahwa AI akan memainkan peran yang lebih besar di masa depan. Di Ericsson, kami telah mengadopsi AI di seluruh portofolio produk dan layanan untuk mempermudah perluasan 5G bagi para pelanggan. Teknologi AI sangat penting untuk evolusi jaringan karena kebutuhannya semakin berkembang, khususnya di area-area penggunaan layanan baru yang membutuhkan kinerja selalu aktif, keandalan tinggi, latensi rendah, dan keamanan tinggi," ungkap Head of Ericsson Indonesia, Krishna Patil kepada Olenka pada Senin (17/06/2024).
Laporan ini juga menandai kemungkinan AI kedepannya akan menjadi sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan sehingga mengabaikan wawasan AI tertentu dapat menjadi kunci keberhasilan.
Baca Juga: Prediksi Tren Teknologi di 2024: Penerapan Kecerdasan Buatan di Sektor Sosial Makin Menguat
Melihat laporan penelitian tersebut, Ericsson telah merangkum 10 AI yang akan nge-tren pada 2030:
1. Artificial Shoppers
Sebanyak 80% dari responden percaya bahwa setiap orang akan memiliki asisten digital pribadi yang memberikan saran untuk semua kebutuhan belanja dan menyatakan bahwa ini akan memberikan dampak positif.
2. Fashion Generatif
Menurut 6 dari 10 responden, di tahun 2030-an manusia akan menjalani operasi plastik untuk mendapatkan standar kecantikan yang dihasilkan oleh AI.
3. Sentient Screenplays
Film yang dibuat secara generatif akan menampilkan teman kloningan AI 68 persen memperkirakan kemampuan mengkloning AI untuk menjadi bagian dari cerita mereka.
4. Kembaran Digital Manusia
AI mengurangi ketidakpastian dengan mensimulasikan segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian, 50% dari mereka percaya bahwa orang akan mensimulasikan pernikahan mereka untuk perubahan atau perceraian di masa depan.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehat untuk Meningkatkan Kecerdasan dan Kekuatan Otak
5. Keturunan yang diprogram
Pengasuhan anak dengan bantuan AI dijanjikan dapat meringankan beban orang tua,tapi kekhawatiran tentang hilangnya empati manusia masih besar. Ada 74% orang berpikir bahwa asisten AI dalam pengasuhan anak akan meningkatkan kemampuan teknis anak tetapi mengurangi kecerdasan kreatif dan emosional mereka.
6. Diperintah oleh AI
Teknologi AI yang digunakan secara publik dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, namun kemungkinan akan dihadapi oleh teknologi AI yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar.
Sebanyak 72% orang percaya bahwa teknologi AI milik perusahaan-perusahaan tersebut akan lebih unggul daripada teknologi AI yang digunakan secara umum oleh masyarakat.
7. Karyawan yang Diberdayakan oleh AI
AI dapat meningkatkan performa kerja kamu, namun juga menghilangkan makna dari pekerjaan itu sendiri, 67% percaya bahwa AI akan diperlukan untuk mendapatkan posisi pekerjaan yang baik.
8. Ketidakteraturan Data
Regulasi atau kebebasan digital, masa depan konsumen akan bergantung pada siapa yang mengendalikan data. Sebanyak 75% meyakini bahwa regulasi baru akan memungkinkan warga untuk tidak ikut serta.
9. AI Berkembang Tanpa Kendali
AI yang lebih saling terhubung dapat mulai mengembangkan agenda mereka sendiri. Ada 59% orang berpikir bahwa hidup berdampingan dengan AI di masa depan bisa menjadi sulit.
10. Pemegang Kunci/Key Keepers
Akankah pemegang kunci AI yang terhubung melindungi privasi atau meningkatkan ketergantungan di era digital? 7 dari 10 orang orang mengatakan bahwa tidak lagi perlu mengklik tombol, menggesekkan kartu identitas, atau mengingat login karena AI akan menanganinya.