Untuk pertama kalinya, setelah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang kali ini digelar di Rio de Janeiro, Brasil pada Senin (18/11/2024).

Dalam sesi pertama KTT tersebut, Prabowo Subianto turut berbicara mengenai sejumlah topik strategis yang menjadi perhatian Indonesia dan negara-negara berkembang, seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi, tantangan dalam sektor pertahanan, serta pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi ancaman global. 

Selain itu, di sela-sela kegiatan KTT, Presiden Prabowo juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara sahabat. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk mempererat kerja sama strategis, termasuk transmisi teknologi dan penguatan perdagangan internasional.

Sebagai bagian dari delegasi Indonesia, Prabowo berperan penting dalam mewakili negara dalam pembahasan masalah keamanan dan pertahanan internasional, serta berkontribusi pada upaya memperkuat hubungan kerjasama antara negara-negara G20 untuk memastikan perdamaian dan kesejahteraan global.

Baca Juga: Eniya Listiani: Kebijakan Energi Prabowo Tekankan Ketahanan Energi dan Energi Berkeadilan

Dalam KTT G20 2024 di Brasil, Presiden Prabowo Subianto membawa berbagai agenda penting yang berkaitan dengan kepentingan nasional Indonesia dan tantangan global yang dihadapi bersama. Beberapa isu utama yang dibahas dalam KTT tersebut mencakup:

1. Solusi Atasi Iklim

Ketegangan diplomatik mengenai pemanasan global meluas pada perundingan KTT G20 yang digelar di Brasil. Dalam diskusi ini sumber-sumber mengatakan bahwa 20 negara besar tersebut mencapai konsensus yang rapuh mengenai pendanaan iklim yang tidak tercapai dalam perundingan PBB (COP29) di Azerbaijan.

Namun, perundingan iklim PBB yang sedang berlangsung telah menyoroti upaya mereka untuk mengatasi pemanasan global. Meskipun KTT COP29 di Baku, Azerbaijan, ditugaskan untuk menyepakati tujuan memobilisasi ratusan miliar dolar untuk iklim, para pemimpin Kelompok 20 negara dengan ekonomi besar yang terletak di belahan dunia lain di Rio memegang kendali dalam hal anggaran.

Melansir dari Reuters pada Rabu (20/11/2024) Presiden Argentina Javier Milei menjadi pengingat pada KTT G20 di Brasil tentang perubahan iklim tersebut. Pernyataan bersama tersebut menyerukan "peningkatan pendanaan iklim secara cepat dan substansial dari miliaran menjadi triliunan dari semua sumber" untuk menghadapi pemanasan global.

Baca Juga: Prabowo Ingin Belajar dari Pemerintah Brasil yang Sukses dengan Program Makan Bergizi Gratis

Negara-negara G20 dipandang memiliki peran penting untuk membentuk respons terhadap pemanasan global, karena mereka menyumbang 85% ekonomi dunia dan lebih dari tiga perempat emisi pemanasan iklim.

Dalam diskusi tersebut juga mendesak para negosiator di pertemuan puncak iklim PBB COP29 yang sedang berlangsung di Azerbaijan untuk mencapai kesepakatan mengenai tujuan pendanaan baru terkait berapa banyak biaya yang harus disediakan negara-negara kaya kepada negara-negara berkembang yang lebih miskin dalam pendanaan iklim, yang menjadi poin utama yang diperdebatkan dalam perundingan iklim.

“Sorotannya tentu saja tertuju pada G20. Mereka menyumbang 80 persen emisi global,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan di Rio de Janeiro. 

Terobosan tersebut masih dibayangi oleh kembalinya kekuasaan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang dilaporkan bersiap untuk kembali menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris.

2. Atasi Kelaparan dan Kemiskinan

Peluncuran Global Alliance against Hunger and Poverty menjadi salah satu tonggak penting dalam KTT G20 kali ini, yang menegaskan komitmen kolektif untuk membangun dunia yang lebih adil dan sejahtera. Kehadiran Presiden Prabowo di forum ini turut mencerminkan peran aktif Indonesia dalam menjawab tantangan global dan memperjuangkan masa depan yang lebih inklusif.

Forum diskusi ini dipimpin oleh Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, yang menyerukan aksi global untuk mengatasi kelaparan dan kemiskinan yang masih menjadi tantangan mendesak dunia. 

Dalam pidato pengantarnya, Presiden Lula da Silva menyoroti ketimpangan sosial di dunia, dimana 733 juta orang masih kekurangan gizi di tahun 2024, meskipun dunia memproduksi hampir 6 miliar ton makanan per tahun.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo mengapresiasi langkah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva yang menjadikan kemiskinan dan kelaparan sebagai fokus utama KTT G20 tahun ini. “Kami mempunyai populasi terbesar ke-4, sehingga kelaparan dan kemiskinan bagi kami adalah isu nyata sehari-hari,” ujar Presiden Prabowo.

Baca Juga: Prabowo: Saya Ingin Segera Pulang

Presiden Prabowo menjelaskan bahwa pemerintahannya menempatkan penanggulangan kelaparan dan kemiskinan sebagai prioritas nasional. Bahkan, pemerintahannya juga mengalokasikan anggaran besar untuk pendidikan.

“Saya percaya pendidikan akan membawa kita keluar dari kemiskinan. Program makanan gratis untuk anak-anak juga menjadi bagian dari strategi kami untuk memastikan generasi muda mendapatkan manfaat pendidikan,” ungkap Presiden Indonesia yang ke-8 itu.

Presiden Prabowo juga menyampaikan rencana konkret untuk mencapai ketahanan pangan dan energi di Indonesia. Ia optimis, pemerintahannya dapat mengatasi masalah kelaparan dalam tiga tahun ke depan.

“Kami akan mandiri dari sisi energi dalam empat tahun, dan dalam lima tahun kami percaya diri dapat berkontribusi pada Aliansi Global Melawan Kemiskinan dan Kelaparan,” ucapnya.

3. Seruan Perdamaian Konflik di Gaza dan Ukraina 

Selain isu pangan dan energi, Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa isu ekonomi global tidak dapat dipisahkan dari dinamika geopolitik. Ia menyerukan solusi damai terhadap konflik yang sedang berlangsung, termasuk di Ukraina dan Gaza serta mendorong negara-negara anggota G20 untuk memperkuat kolaborasi multilateral dalam menghadapi tantangan global ini.

“Kami mendesak segera dilakukannya gencatan senjata di Ukraina dan Gaza. Hanya dengan perdamaian dan stabilitas kita bisa mengatasi kemiskinan dan kelaparan,” tegasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas dedikasi Guterres dalam mendukung perdamaian dan keadilan internasional.

“Kami sangat mengapresiasi, menghormati, dan mendukung sikap konsisten Anda dalam menegakkan perdamaian internasional, keadilan, dan hukum internasional. Sikap ini sangat menginspirasi kami, karena Anda konsisten dalam hal ini,” ujar Prabowo di awal pertemuan.

Baca Juga: Minta Prabowo Jamin Kebebasan Berekspresi, Seniman Garin Nugroho: Kalau Tidak, Maka Ada Perlawanan

Guterres juga menyoroti kontribusi aktif Indonesia dalam kerja sama ASEAN-PBB dan peran pentingnya dalam menyikapi situasi di Myanmar serta kawasan Timur Tengah. Ia menyatakan kesiapan PBB untuk terus mempererat kerja sama dengan Indonesia dalam mewujudkan reformasi Dewan Keamanan PBB dan institusi keuangan internasional demi mencapai keadilan global.

“Indonesia telah memainkan peran yang sangat penting dalam KTT mendatang dan kami ingin terus bekerja sama dengan Indonesia dalam persiapan reformasi di masa mendatang,” tutur Guterres.

4. Kenakan Pajak Bagi Orang Super Kaya 

G20 mendukung gagasan untuk bekerja sama dalam memastikan “individu-individu yang sangat kaya dikenakan pajak secara efektif”, yang menjadi kemenangan bagi tuan rumah KTT, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. 

Namun, dikatakan bahwa kerja sama semacam itu harus dengan penuh penghormatan terhadap kedaulatan pajak dan melibatkan perdebatan seputar prinsip-prinsip pajak, serta menghasilkan mekanisme anti-penghindaran. 

Seorang ekonom yang berspesialisasi dalam ketidaksetaraan yang diminta oleh kepresidenan G20 Brasil untuk menulis sebuah laporan tentang masalah ini, Gabriel Zucman, memuji “keputusan bersejarah" ini.

Baca Juga: Prabowo dan Joe Biden Bahas Konflik Gaza dan Laut China Selatan di Gedung Putih

5. Pertemuan dengan PM India Narendra Modi

Pada pertemuan di sela-sela hari pertama KTT G20, Prabowo sempat bertemu dengan Modi di area Museu de Arte Moderna. 

Presiden Prabowo juga menyoroti potensi kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan. Ia mengungkapkan kebutuhan Indonesia akan tenaga medis yang mendesak, mengingat saat ini Indonesia kekurangan 160 ribu dokter.

“Indonesia dan India memiliki hubungan yang panjang dan sangat baik. Kami sangat menghargai hubungan ini dan berkomitmen untuk meningkatkannya di berbagai bidang,” ujar Prabowo.

Presiden ke-8 RI itu menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama antar kedua negara dalam hal kesehatan dan pendidikan kesehatan. Selain itu, pria yang juga Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyampaikan keinginan agar India bisa membantu proses keanggotaan RI di BRICS. 

“Kami berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan India, khususnya melalui pengiriman profesor dan dokter spesialis untuk mengajar di perguruan tinggi kami,” tukasnya.