Mendengar nama Orang Tua (OT) Group, masyarakat akan teringat dengan sejumlah produk legendarisnya, seperti Tango, Teh Gelas, Crystalin, hingga Formula. Tokoh penting di balik deretan merek ternama tersebut adalah Chandra Djojonegoro atau Chu Sam Yak.
Bersama saudaranya, Chu Sok Sam, Chandra mulai membangun OT Group di tahun 1948 dengan memproduksi anggur herbal sebagai minuman kesehatan di Medan. Di tahun 1950, keduanya pergi ke Semarang dan mulai membesarkan usaha minuman anggur herbal mereka dengan brand cap Orang Tua melalui perusahaan bernama NV Handel Maatschappij May Lian & Co.
Baca Juga: Deretan Bisnis Milik Jusuf Hamka, Bos Jalan Tol yang Gemar Berbagi
Perusahaan tersebut kemudian berganti nama menjadi PT Perindustrian Bapak Djenggot yang kemudian menjadi Orang Tua Group. Bisnis tersebut terus berkembang hingga memiliki pabrik baru di Jakarta. Hingga kini, logo kakek berjenggot panjang menjadi simbol perusahaan OT Group yang melambangkan kepercayaan, kualitas, dan kesinambungan dari generasi ke generasi.
Pada tahun 1984, Chandra melakukan diversifikasi bisnisnya dengan masuk ke sektor consumer goods. Produk pertama yang diproduksi dari lini bisnis ini adalah pasta dan sikat gigi Formula. Setahun setelahnya, mereka mendirikan holding company bernama ADA (Attention, Direction, and Action) serta menunjuk PT Arta Boga Cemerlang sebagai distributor tunggal. ADA berubah nama menjadi ORANG TUA sejak tahun 1995.
ABC Holding
Tidak hanya mendirikan OT Group, Chandra juga merintis bisnis lain yang kini dikenal sebagai ABC Holding dengan beberapa anak usaha. Pada tahun 1959, bersama Chu Sok Sam, Chandra Djojonegoro mendirikan PT Everbright di Medan yang berfokus pada manufaktur sel kering. Lewat perusahan yang memproduksi baterai cap ABC itulah Chandra berhasil menggembleng anaknya, yakni Husain Chandra Djojonegoro alias Chu Kok Seng, menjadi pebisnis andal dan sukses.
Awalnya, Chandra mendorong Husain untuk bekerja menjadi sales di sebuah pabrik sandal serta menjual anggur tradisional yang diproduksi perusahaannya. Setelah lima tahun digembleng, Chandra yakin bahwa anaknya mempunyai jiwa dagang tinggi. Oleh karena itu, Husain lalu mendapat tanggung jawab sebagai direktur di perusahaan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Husain mampu membawa perusahaan itu tumbuh. Pada tahun 1968, didirikan PT International Chemical Industry atau Intercallin yang ikut melayani pasar luar negeri. Lalu di tahun 1969, perusahaan berhasil menambah pabrik kedua di Jakarta dan pabrik ketiga di Surabaya pada tahun 1982.
Tak hanya memproduksi baterai, ABC Holding memperluas cakupan usaha ke sektor makanan dengan mendirikan CV Central Foods Industrial Corporation atau Central Food di tahun 1974. Awalnya, lini bisnis ini mengembangkan produk kecap, lalu merambah ke Sirup ABC, Saus Tomat ABC, hinga sambal ABC. Pada 1983, perusahaan membangun perusahaan produsen pembalut wanita bermerek Innosense, Honeysoft, dan Modess untuk PT Johnson & Johnson Indonesia.
Sepeninggal Chandra Djojonegoro
Chandra Djojonegoro dikabarkan meninggal pada akhir 1980-an. Kini, bisnisnya diteruskan oleh anak-anaknya, yakni Husain Djojonegoro, Hamid Djojonegoro, dan Pudjiono Djojonegoro. Husain dan Pudjiono mengelola grup ABC, sedangkan Hamid mengelola OT Group.