“Contoh nyata komitmen yang kita pegang itu seperti saat kita sudah ucapkan bahwa di Sentra Kelapa Gading ini akan kita bangun mall yang besar, dan dibangun secara bertahap. Tapi saat itu ada krisis moneter, dimana keadaan sangat susah sekali itu (dapat) tanah di pusat. Di Sentra Kelapa Gading itu banyak orang itu minati untuk dijual dan mereka itu dapat membeli sebagai ruko,” tutur Soetjipto.
“Kalau kita jadikan ruko, wah habislah sudah. Sudah tidak ada Sentra Kelapa Gading seperti sekarang ini. Maka waktu itu kita pertahankan terus, karena kita mau mewujudkan apa yang sudah jadi komitmen kita. Kita mau bangun satu mall yang besar,” sambung Soetjipto.
Dikatakan Soetjipto, apa yang dijalankan Summarecon saat itu adalah wujud komitmen dan tanggungjawab kepada konsumen. Menurut Soetjipto, pengusaha yang menjunjung tinggi komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh konsumen.
Menurutnya juga, sekali saja seorang pengusaha ingkar janji, tentu sama artinya dengan bunuh diri karena dapat berimbas pada hilangnya kepercayaan dari konsumen.
“Apa yang sudah kita janjikan kepada konsumen rumah kita, seperti kita janjikan mereka serah terimanya kapan, jadi kalau pada saatnya ternyata kita tidak bisa deliver dalam arti kata terlambat. Kalau itu adalah di sudut dari kita yang tidak benar, kita bayar denda kepada mereka. Hal ini adalah contoh-contoh dari bagaimana suatu komitmen kita terhadap pelanggan,” tandas Soetjipto.
Baca Juga: Peran Keluarga Nagaria di Bisnis Summarecon Group