Para pencinta kopi pasti sudah tidak asing lagi dengan merek Kopi Tuku. Mulanya, Kopi Tuku membuka gerai pertamanya pada 2015 di daerah Cipete, Jakarta Selatan. Meski tidak terlalu besar, antusiasme masyarakat cukup tinggi. Hal itu terbukti dengan kondisi gerainya yang hampir tidak pernah sepi.

Kopi Tuku membawa konsep sederhana untuk memperkenalkan kopi lokal. Kopi Tuku ingin menunjukkan bahwa kopi dari Indonesia tidak kalah enaknya dengan brand ternama dari luar negeri. 

Founder Kopi Tuku, Andanu Prasetyo membagikan cerita Kopi Tuku yang bisa sukses hingga saat ini. Menurutnya, bisnis kopi dengan melibatkan petani Indonesia perlu dicoba agar hasilnya bisa dirasakan oleh berbagai pihak terlibat.

“Inti paling sederhananya kan dulu ngobrol sama petani, pengen berkontribusi, cuma kayaknya kita juga secara bisnis biar sehat kan harus punya untung, tapi untung juga kalau kita cuma ngasih banyak harga yang lagi keluar ke petani, kayaknya tidak fair. Rasanya kita untuk bisa lebih mensupport secara bisnis, kita perlu punya serapan yang lebih besar, sehingga hasil yang diberikan secara bisnis bisa terasa di petani dan juga di kita,” ujar Andanu dikutip Olenka, Sabtu (6/7/2024).

Dari situlah, Andanu menyadari bahwa produk yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh para pelanggan. Tidak sembarangan memilih produk untuk pelanggan pun menjadi kiat sukses bagi Andanu saat membangun bisnis Kopi Tuku.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-9: Tuku Lahir dari Mimpi dan Besar karena Tetangga Jadi Lokomotif Industri Kopi Tanah Air

Baca Juga: Menilik Kisah Sukses Brand Kopi Tuku: Pernah Viral Berkat Pak Jokowi, Kini Menembus hingga Korea Selatan?

Lebih lanjut, Andanu mengatakan bahwa narasi menjadi langkah untuk sukses membangun bisnis. 

“Membangun narasi atau cerita itu penting, (seperti) emang kenapa sih Tuku itu harus besar, emang kalau sudah besar mau dibawa kemana dan sebagainya,” jelas Andanu.