Pernahkah kalian merasa bosan dengan kedai kopi yang itu-itu saja? Atau, mungkin, ingin mencari cara baru menikmati kopi dengan pengalaman yang lebih seru dan modern. Berbeda dari penjualan kopi pada umumnya, Jago Coffee memiliki cara penjualan yang unik. Didirikan pada tahun 2019, Jago Coffee hadir dengan cara penjualan kopi keliling atau ‘Starling’ yang cukup menarik perhatian.
Masih tergolong brand baru di industri kopi, perkembangan Jago Coffee termasuk pesat. Dalam waktu singkat, brand ini berhasil memperluas jangkauannya ke berbagai kota besar di Indonesia, menarik perhatian banyak pelanggan dengan konsep inovatif dan kualitas produk yang konsisten.
Pendirian Jago Coffee
Jago Coffee didirikan oleh Yoshua Tanu. Sebelum itu, ia sudah terlebih dahulu terjun ke dunia bisnis kopi melalui pendirian Common Grounds Coffee Roastery pada tahun 2011. Common Grounds merupakan sebuah tempat yang fokus pada penyediaan kopi dengan kualitas tinggi, dengan proses pemanggangan biji kopi yang cermat dan berfokus pada rasa yang autentik. Dengan usaha yang dikelolanya selama hampir satu dekade, Yoshua mulai membangun reputasi sebagai salah satu pionir dalam industri kopi Indonesia yang mengutamakan kualitas dan keunikan cita rasa kopi lokal.
Baca Juga: Yoshua Tanu: Sosok di Balik 'Jago Coffee', Kopi Delivery yang Lahir Kala Pandemi
Meskipun Common Grounds Coffee Roastery sudah berjalan cukup lama dan dikenal sebagai salah satu tempat yang menyajikan kopi berkualitas, Yoshua merasa bahwa dunia kopi Indonesia membutuhkan inovasi yang lebih segar dan berbeda, yang akhirnya memicu ide untuk meluncurkan sebuah brand kopi baru yang lebih modern dan lebih terjangkau oleh kalangan muda.
Yang kemudian, akhirnya Yoshua kembali berinovasi kembali dengan membuka bisnis kopi yaitu Jago Coffee. Jago Coffee menjadi sebuah brand kopi yang kini semakin dikenal di Indonesia,Didirikan pada bulan September tahun 2019, Jago Coffee berhasil menarik perhatian banyak orang dengan pelayanan yang berbeda dan gaya pembuatan kopi yang modern serta segar.
Satu tahun kemudian setelah pendiriannya pandemi menyerang. Namun, meskipun pandemi memberikan tantangan besar bagi banyak industri, Jago Coffee mampu menemukan celah untuk berkembang dan menciptakan pengalaman kopi yang lebih menarik bagi konsumen.
Brand ini bermula dari sebuah keinginan untuk mengangkat kopi lokal Indonesia, dan memperkenalkan beragam jenis kopi khas daerah, seperti kopi Gayo, Toraja, dan lainnya, yang sebelumnya kurang dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu, mereka juga ingin memberikan pengalaman baru dalam menikmati kopi dengan pendekatan yang lebih modern, menyasar konsumen muda yang memiliki preferensi terhadap pengalaman kopi yang unik dan inovatif.
Mengangkat Kopi Lokal dengan Beragam Varian
Salah satu tujuan utama Jago Coffee adalah untuk mengangkat kopi lokal Indonesia. Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, memiliki beragam jenis kopi khas daerah yang memiliki cita rasa unik, seperti kopi Gayo dari Aceh, kopi Toraja dari Sulawesi, dan masih banyak lagi. Namun, meskipun kopi-kopi tersebut memiliki kualitas yang luar biasa, sering kali kurang dikenal oleh masyarakat luas. Jago Coffee berusaha untuk memperkenalkan jenis-jenis kopi daerah ini kepada khalayak lebih luas, dengan cara yang lebih menarik dan lebih mudah dijangkau oleh konsumen, khususnya konsumen muda.
Baca Juga: Kisah Pendirian Janji Jiwa, Toko Kopi yang Punya 900 Lebih Outlet di Indonesia
Tidak hanya kopi, Jago Coffee juga menawarkan berbagai pilihan minuman lainnya yang menarik dan cocok untuk semua kalangan. Menu utama mereka mencakup berbagai variasi kopi, mulai dari black coffee, brown sugar coffee, vanilla latte, caramel latte, hingga citrus cold brew.
Bagi pelanggan yang tidak terlalu suka dengan kafein, Jago Coffee juga menyediakan menu non-kopi seperti milk tea, iced chocolate, pink lemonade, dan lychee tea. Semua pilihan ini tersedia dengan harga yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp8.000 hingga Rp10.000 per cangkir, menjadikan Jago Coffee pilihan yang tepat untuk segala usia dan selera.
Inovasi Pemasaran yang Unik
Salah satu elemen unik yang membedakan Jago Coffee dari brand kopi lainnya adalah gaya pemasarannya yang inovatif. Jago Coffee memiliki armada keliling yang disebut Card. Konsep kopi keliling bukanlah hal baru di Indonesia, di mana banyak pedagang kopi keliling tradisional yang biasa disebut Starling (Starbucks Keliling). Namun, ada beberapa perbedaan besar antara Jago Coffee dan kopi keliling tradisional.
Pertama, Jago Coffee hanya menyediakan kopi yang terbuat dari biji kopi asli dan segar, yang diperoleh langsung dari petani kopi lokal. Berbeda dengan Starling, yang umumnya hanya menjual kopi instan dalam kemasan sachet, Jago Coffee menawarkan pengalaman kopi yang lebih otentik dan berkualitas. Setiap cangkir kopi yang disajikan adalah hasil pemilihan biji kopi terbaik dan proses pemanggangan yang tepat, sehingga rasa kopi yang dihasilkan lebih kaya dan nikmat.
Kedua, Card yang digunakan sebagai armada keliling untuk para barista Jago Coffee adalah kendaraan elektrik, yang tentu saja lebih ramah lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan kenyamanan dan kualitas kopi terbaik, tetapi juga mendukung gerakan keberlanjutan yang semakin populer di kalangan konsumen saat ini.
Baca Juga: Daftar Pebisnis Ternama dalam Industri Kopi Indonesia
Jago Coffee juga memperkenalkan slogan mereka, "Kopi untuk Dibawa Pergi", yang sejalan dengan visi untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam menikmati kopi kapan saja dan di mana saja. Salah satu cara mereka mewujudkan visi ini adalah melalui pengembangan aplikasi mobile yang memungkinkan pelanggan untuk memesan kopi langsung dari ponsel mereka, baik melalui layanan offline maupun online.
Aplikasi mobile ini juga memungkinkan Jago Coffee untuk lebih dekat dengan preferensi pelanggan. Dengan fitur personalisasi, pelanggan dapat memasukkan preferensi mereka, seperti jenis kopi atau minuman lainnya, yang kemudian akan membantu barista memberikan rekomendasi sesuai selera.
Strategi Marketing Tradisional dan Modern
Jago Coffee berhasil menciptakan perpaduan yang menarik antara metode pemasaran tradisional dan modern. Salah satu strategi yang digunakan adalah konsep starling modern, yang memungkinkan Jago Coffee untuk berkeliling dan melakukan direct selling pada masyarakat. Ini mengingatkan pada konsep kopi keliling tradisional, namun dengan sentuhan yang lebih modern, yaitu dengan armada keliling yang menggunakan kendaraan elektrik dan menawarkan kopi berkualitas tinggi.
Selain itu, Jago Coffee juga aktif di media sosial untuk mempromosikan bisnis mereka dan memperkenalkan keunikan brand mereka kepada masyarakat luas. Melalui konten yang menarik dan interaktif, mereka berhasil menarik perhatian banyak orang yang kemudian membagikan pengalaman mereka di media sosial, memperluas jangkauan brand.
Baca Juga: Tomoro Coffee Dirikan Coffee Roastery dengan Kapasitas Sangrai hingga 2.400 Ton Biji Kopi
Keaktifan Jago Coffee di platform digital tidak hanya terbatas pada media sosial, tetapi juga melalui pengembangan aplikasi mobile dan website, yang memungkinkan mereka untuk terus berkomunikasi dengan pelanggan secara langsung dan membangun hubungan yang lebih kuat.
Jago Coffee berhasil mengguncang dunia coffee shop dengan ide jualannya yang unik dan inovatif. Konsep kopi keliling yang menggunakan armada kendaraan elektrik, serta fokus pada kopi berkualitas tinggi dari biji pilihan lokal, membuat mereka menonjol di tengah persaingan bisnis kopi yang ketat. Tidak hanya mengandalkan promosi marketing tradisional, Jago Coffee juga memanfaatkan kekuatan media sosial dan aplikasi mobile untuk memperkenalkan brand mereka kepada audiens yang lebih luas.