Perlahan tapi pasti, persepsi tentang kelapa sawit di lingkup masyarakat Eropa mulai berubah. Semulanya diselimuti kampanye hitam sawit yang makin masif, melalui film dokumenter "Palm Oil in The Land of Orangutans", warna kelapa sawit di mata masyarakat kini mulai positif.

Film dokumenter karya Dan Sal dan Ulirk Gutkin ini menggambarkan industri sawit Indonesia dengan cukup objektif. Film yang berdurasi 72 menit itu juga medapat sambutan baik dari Duta Besar Republik Indonesia di Denmark, Dewi Savitri Wahab.

“Film ini berkontribusi positif bagi industri kelapa sawit Indonesia di Uni Eropa, termasuk di Denmark,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Olenka pada (02/04/2024).

Film “Palm Oil in The Land of Orangutans” menceritakan tentang perjalanan Direktur Program lnternasional Copenhagen Zoo, Carl Tareholt, ke Indonesia. Tareholt mengunjungi perkebunan sawit milik pengusaha Denmark, United Plantation, yang berlokasi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Baca Juga: Selain Jadi Minyak Goreng, 11 Produk Sehari-hari Ini Ternyata Terbuat dari Olahan Minyak Kelapa Sawit!

Digambarkan, United Plantation telah menjalankan proyek rehabilitasi hutan berupa penyediaan hutan koridor seluas 318 hektar yang menghubungkan area perkebunan sawit dengan hutan lindung di sekitar Taman Nasional Tanjung Puting.

Dalam film tersebut dibuktikan hutan koridor berhasil karena beberapa hal, di antaranya peningkatan jumlah spesies hewan yang melakukan pergerakan melalui koridor, termasuk penambahan jenis burung di sekitar perkebunan sawit. Kemudian, peningkatan jumlah koloni masing-masing spesies, seperti tikus dan ular, serta hutan koridor dan perkebunan kelapa sawit United Plantation telah menjadi habitat orangutan.

“Terdapat footage di mana CEO Copenhagen Zoo menyebutkan bahwa dirinya yang semula skeptis terhadap industri kelapa sawit menjadi sadar bahwa pertanian industrial dapat berdampingan secara produktif dengan lingkungan,” terang Dewi.

Film tersebut juga memuat tentang aspek ekonomis dan sosial industri kelapa sawit di mana banyak petani kecil Indonesia merasakan peningkatan kesejahteraan setelah bergabung dengan sistem plasma pertanian sawit.

“Film ini mempromosikan upaya yang mendukung prinsip-prinsip keberlanjutan dalam industri kelapa sawit di Indonesia,” kata Dewi.

Baca Juga: Jadi Produsen Terbesar di Dunia, ke Mana Saja Tujuan Ekspor Kelapa Sawit Indonesia?

Kehadiran film ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menangkal kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit Indonesia di Uni Eropa, termasuk di Denmark.