Kemudian, Hariyadi dari IPB menjelaskan perihal analisis SWOT terhadap pelaksanaan program pengembangan SDM.

Ia mengatakan jika analisis tersebut dibagi menjadi empat bagian, yakni Strengt-Opportunity, Strength-Threats, Weakness-Opportunity, dan Weakness-Threats. Strategi tersebut kemudian dibagi menjadi cakupan faktor internal dan eksternal yang perlu diperhatikan.

Bahkan, dirinya juga menjelaskan terkait empat strategi pengembangan SDM, yakni meningkatkan program beasiswa dan pelatihan keterampilan melalui kerja sama banyak pihak antara pendidikan, swasta dan pemerintah. 

Kemudian yang kedua, memperkuat kerja sama antara lembaga pendidikan dan industri perkebunan untuk mengembangkan potensi terkait seperti kreativitas, inovasi hingga peluang kerja bagi lulusan. Ketiga, merencanakan program sosialisai yang memadai untuk memperkenalkan program pengembangan SDM kepada masyarakat luas.

Keempat, membangun kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri perkebunan dalam penyusunan regulasi.

Selain itu, Mula Putra dari Direktorat Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma menjelaskan tentang desain dan capaian pengembangan SDM industri kelapa sawit dari perspektif industri hulu.  

“Jutaan masyarakat bergantung pada industri sawit Indonesia sehingga pertumbuhan industri ini sangat berpengaruh pada kesejahteraan sosial dan ekonomi,” ucap Mula.

Sebagai penutup, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, menegaskan pentingnya evaluasi dan sharing session yang diadakan secara berkala.

Menurutnya, tujuan tersebut untuk meninjau seberapa efektif program tersebut, mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan, hingga memastikan kesesuaian dengan regulasi yang ada.