Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) terus berupaya dalam pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, termasuk saat menggelar sharing session sekaligus Evaluasi Roadmap BPDPKS di Yogyakarta.

Adapun acara yang digelar di Yogyakarta ini turut hadir untuk mengulas program Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perkebunan Kepala Sawit.

Dilansir dari laman BPDPKS, Kepala Divisi Pendidikan SDM, Litbang dan Pengembangan Sarpras BPDPKS, Triana Meinarsih, mengatakan peserta yang hadir merupakan perwakilan lembaga pendidikan yang memiliki program perkebunan kelapa sawit dan telah menerima pendanaan dari BPDPKS, termasuk perwakilan asosiasi perkebunan, kementerian terkait, dan mahasiswa penerima beasiswa BPDPKS.

Baca Juga: Edukasi Masyarakat tentang Manfaat Minyak Sawit, Olenka Bersama BPDPKS Gelar Acara Sawit on Town

Baca Juga: Menuju Event ‘Sawit on Town’: Mengenal Lebih Dekat Dikta, Musisi Multitalenta Idola Kaum Hawa

Ia menegaskan pentingnya pemenuhan kebutuhan SDM baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

“Proyeksi kebutuhan SDM harus mempertimbangkan kebutuhan industri, teknologi, manajemen, dan sustainability. Roadmap ini sangat penting dalam menjalankan program pengembangan SDM,” ujarnya, seperti dilansir, Kamis (25/7/2024).

Sebagai narasumber, Sri Gunawan dari AKPY-STIPER, menilai pentingnya rekomendasi tindak lanjut untuk monitor dan evaluasi (monev) program secara berkelanjutan.

Kemudian, Hariyadi dari IPB menjelaskan perihal analisis SWOT terhadap pelaksanaan program pengembangan SDM.

Ia mengatakan jika analisis tersebut dibagi menjadi empat bagian, yakni Strengt-Opportunity, Strength-Threats, Weakness-Opportunity, dan Weakness-Threats. Strategi tersebut kemudian dibagi menjadi cakupan faktor internal dan eksternal yang perlu diperhatikan.

Bahkan, dirinya juga menjelaskan terkait empat strategi pengembangan SDM, yakni meningkatkan program beasiswa dan pelatihan keterampilan melalui kerja sama banyak pihak antara pendidikan, swasta dan pemerintah. 

Kemudian yang kedua, memperkuat kerja sama antara lembaga pendidikan dan industri perkebunan untuk mengembangkan potensi terkait seperti kreativitas, inovasi hingga peluang kerja bagi lulusan. Ketiga, merencanakan program sosialisai yang memadai untuk memperkenalkan program pengembangan SDM kepada masyarakat luas.

Keempat, membangun kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri perkebunan dalam penyusunan regulasi.

Selain itu, Mula Putra dari Direktorat Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma menjelaskan tentang desain dan capaian pengembangan SDM industri kelapa sawit dari perspektif industri hulu.  

“Jutaan masyarakat bergantung pada industri sawit Indonesia sehingga pertumbuhan industri ini sangat berpengaruh pada kesejahteraan sosial dan ekonomi,” ucap Mula.

Sebagai penutup, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, menegaskan pentingnya evaluasi dan sharing session yang diadakan secara berkala.

Menurutnya, tujuan tersebut untuk meninjau seberapa efektif program tersebut, mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan, hingga memastikan kesesuaian dengan regulasi yang ada.