Keputusan Tunda kebijakan kecuali untuk China
Dalam manuver politik dan ekonomi yang mengejutkan, Donald Trump pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas tarif tinggi yang baru saja diberlakukannya terhadap puluhan negara, termasuk Indonesia. Namun, penundaan ini tidak berlaku untuk China yang mereka anggap menantang kebijakan AS.
Dikutip BBC, merujuk data yang dikeluarkan Gedung Putih, persentase tarif timbal balik untuk seluruh negara diturunkan ke angka 10%, terhitung per 5 April lalu.
Bersamaan dengan pemberlakuan persentase terbaru ini selama 90 hari ke depan, AS akan bernegosiasi dengan berbagai negara.
Penundaan dan penurunan tarif sementara ke angka 10% ini tak berlaku untuk China. Trump justru menaikkan tarif resiprokal untuk China dari 34% ke 125%.
“Karena kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan oleh China terhadap Pasar Dunia, saya menaikkan tarif terhadap China menjadi 125 persen, berlaku segera,” tulis Trump di media sosialnya, Truth Social, seperti dikutip dari CNN, Kamis (10/4/2025).
Keputusan mendadak ini langsung mendorong indeks saham utama AS melonjak tajam dan membawa angin segar ke pasar keuangan global yang sempat dilanda kekacauan.
Namun, meski hanya ditunda selama 90 hari, manuver AS dalam perang dagang ini dianggap cukup menjadi angin segar bagi sebagian besar negara yang terdampak kenaikan tarif barang impor.
Meski begitu, mengutip NBC News, tak dapat dipungkiri kebijakan tarif timbal balik dari AS ini dinilai mengguncang pasar karena mengalami sejumlah kekacauan.
Seperti salah satunya indeks saham utama merosot triliunan dolar dan munculnya sinyal mengkhawatirkan dari pasar obligasi yang membuat Wall Street resah.
Respons Pemerintah Indonesia
Indonesia juga turut merasakan dampak kekacauan dari perang dagang ini setelah sebelumnya nilai tukar rupiah ke dolar Amerika sempat menyentuh angka Rp17.200 pada Senin (7/4/2025) lalu.
Selain itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan anjlok hingga 9,19% ke level 5.912,06 pada perdagangan perdana usai libur panjang Lebaran pada Selasa (8/4/2025).S ehari berselang, IHSG ditutup dengan jeblok 0,47% ke level 5.967, melemah 28.153 poin pada perdagangan Rabu (9/4/2025).
Terkait hal itu, Pemerintah Indonesia pun tengah mempersiapkan sejumlah paket negosiasi yang akan dibawa ke perundingan untuk menghadapi kebijakan tarif timbal balik atau resiprokal AS di Washington D.C.
Pemerintah Indonesia mengatakan tidak akan mengambil langkah retaliasi, serta memilih untuk menempuh jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi terbaik.
Rencananya, pemerintah Indonesia akan mengirimkan tim – termasuk Menteri Keuangan, Sri Mulyani – untuk menegosiasikan tarif yang ditetapkan pemerintah AS.
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, delegasi Indonesia akan bertemu sejumlah pejabat Pemerintah AS pada 17 April 2025 mendatang. Pihaknya juga ikut menyiapkan sejumlah strategi untuk negosiasi nanti.
AS sendiri merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua (setelah China) bagi Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai U$26,3 miliar selama 2024 atau setara 10% total nilai ekspor dan 2% PDB Indonesia.