“Bila terjadi gangguan, pertumbuhan anak bisa terhambat, dan anak berisiko memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari seharusnya. Tentu, ada faktor lain juga, tapi ini salah satu yang cukup berkontribusi,” paparnya.
Kualitas tidur juga berpengaruh terhadap sejumlah hormon penting lainnya, termasuk insulin dan leptin. Ketika tidur malam tidak optimal, kadar kedua hormon ini cenderung menurun. Padahal, keduanya memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme tubuh, termasuk pada anak-anak.
Oleh karena itu, tidur yang cukup dan berkualitas dapat membantu menjaga metabolisme tetap seimbang, yang pada akhirnya menurunkan risiko anak mengalami obesitas maupun diabetes di masa mendatang.
Tips Menciptakan Tidur Anak Nyenyak
Lanjut dr. Yuni, kualitas tidur sangat memengaruhi kesehatan dan perilaku anak. Anak yang kurang tidur cenderung mudah rewel, sulit fokus saat belajar, dan kehilangan semangat dalam beraktivitas. Tidak hanya itu, kekurangan tidur juga bisa menurunkan daya tahan tubuh anak, membuatnya lebih rentan terserang infeksi seperti flu, batuk, atau gangguan pencernaan.
Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini 5 Alasan Kenapa Badan Tetap Lelah Meski Tidur Cukup
Studi menunjukkan, anak-anak yang tidur cukup dan nyenyak mengalami perkembangan kognitif dan fisik yang lebih optimal dibandingkan dengan anak-anak yang mengalami gangguan tidur. Maka dari itu, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan bebas gangguan menjadi salah satu langkah penting yang dapat dilakukan orang tua untuk mendukung pertumbuhan anak secara maksimal.
“Sebagai dokter spesialis anak, saya menyarankan orang tua untuk menciptakan ruangan tidur yang nyaman dan bebas gangguan. Salah satu langkah sederhana, namun efektif adalah dengan menggunakan pengusir nyamuk yang nyaman tanpa asap ketika diperlukan agar anak mendapat tidur yang optimal,” ujar dr. Yuni.