Carolina Cory Kayame
Ketiga ada Carolina Cory Kayame adalah seorang perempuan asli Papua yang mencatat sejarah dengan menjadi pilot pertama perempuan di Papua. Carolina Cory Kayame adalah seorang perempuan asli Papua yang mencatat sejarah dengan menjadi pilot pertama perempuan di Papua.
Baca Juga: 8 Tokoh Perempuan Inspiratif Asal Sulawesi Selatan
Minat Cory Kayame dalam dunia penerbangan dimulai sejak masih duduk di bangku SMA. Setiap kali pulang kampung ke Paniai atau Wamena, dia sering melihat betapa sulitnya warga bepergian karena kondisi alam yang rawan.
Namun, biaya naik pesawat seringkali melebihi kemampuan finansial warga petani. Ini membuatnya berpikir tentang cara-cara yang bisa dilakukan untuk membantu masyarakat.
Debut profesional Cory Kayame sebagai pilot terjadi pada tanggal 2 Juni 2013 ketika dia menerbangkan Pesawat Cesna Caravan PK ICY dari Bandara Udara Nabire menuju Paniai.
Keberanian dan dedikasi Cory Kayame dalam menggapai impian menjadi pilot telah inspiratif bagi banyak perempuan di Papua. Ia percaya bahwa perempuan lain di Papua juga dapat mencapai tujuan yang sama jika ada niat baik dan tekad kuat. Ucapan Cory tentang keyakinannya ini telah menjadi motivator bagi banyak orang.
Baca Juga: 5 Tokoh Perempuan Asal Jawa Timur yang Menginspirasi di Berbagai Bidang
Carolina Cory Kayame adalah simbol prestasi dan inspirasi bagi perempuan Papua. Dengan dedikasi dan kerja kerasnya, dia telah mencapai posisi yang unggul dalam industri penerbangan.
Agustina Iwanggin
Agustina Iwanggin adalah seorang tokoh penting dalam kepolisian yang berfokus pada perlindungan perempuan dan anak di Papua. tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai salah satu pelopor dalam upaya perlindungan perempuan dan anak di Papua. Ia terlibat dalam berbagai inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan layanan dan keamanan bagi kelompok.
Agustina berperan aktif dalam mendirikan unit-unit khusus di kepolisian yang fokus pada perlindungan perempuan dan anak. Unit ini bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan responsif terhadap kasus-kasus kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh perempuan dan anak.
Baca Juga: Berperan dalam Membangun Bangsa, Ini Daftar Tokoh Perempuan Asal Jawa Tengah
Agustina Iwanggin termasuk dalam sebelas perempuan yang menerima penghargaan dari Gubernur Papua pada tahun 2014, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam pembangunan, hukum, hak asasi manusia.
Ia juga menjadi sosok inspiratif di bidang kepolisian yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam perlindungan perempuan dan anak di Papua. Melalui pendirian unit-unit khusus dan advokasi kesadaran masyarakat.
Yosepha Alomang
Selanjutnya, Yosepha Alomang aktivis perempuan yang berasal dari Suku Amungme di Papua, dikenal sebagai pejuang hak-hak masyarakat adat dan lingkungan.
Yosepha dikenal luas karena perjuangannya melawan eksploitasi yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia, perusahaan tambang besar yang beroperasi di wilayah suku Amungme.
Baca Juga: Kartini Masa Kini, Ini Deretan Tokoh Perempuan yang Memperjuangkan Hak Asasi Manusia
Berikut Beberapa perjuangan Yosepha Alomang :
- Aksi Protes Terorganisir
Pada tahun 1991, Yosepha memimpin aksi pendudukan bandara Timika selama tiga hari sebagai bentuk protes terhadap PT Freeport dan pemerintah Indonesia. Dalam aksi tersebut, ia menyalakan api di landasan udara untuk menarik perhatian terhadap penderitaan masyarakat Amungme akibat eksploitasi tambang.
- Penangkapan dan Perjuangan Hukum
Pada tahun 1994, Yosepha ditangkap bersama aktivis perempuan lainnya dengan tuduhan membantu Kelly Kwalik, seorang tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mereka dipenjara dalam kondisi yang sangat buruk.
Yosepha Alomang juga berperan aktif dalam pemberdayaan perempuan di Papua. Beberapa kontribusinya meliputi:
- Mendirikan Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (YAHAMAK): Melalui yayasan ini, ia bekerja untuk meningkatkan kesadaran akan hak asasi manusia dan memberdayakan perempuan serta anak-anak di Papua.
- Aktivisme Lingkungan: Sebagai pejuang lingkungan, ia menekankan pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat adat. Ia mendorong masyarakat untuk memahami bahwa lingkungan bukan hanya sumber daya tetapi juga bagian dari diri mereka.
Baca Juga: Menginspirasi Generasi Muda, Sederet Tokoh Perempuan Indonesia dalam Dunia Hukum
Yosepha Alomang disebut sebagai tokoh perepmpuan dengan penuh keberanian dan ketahanan perempuan di Papua dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat serta lingkungan. Melalui aksi-aksinya yang berani dan dedikasinya yang tak kenal lelah, ia telah menginspirasi banyak orang untuk berdiri melawan ketidakadilan.
Profesor Yohana Yembise
Lalu, yang terakhir Prof. Dr. Yohana Susana Yembise, MA, beliau seorang akademisi dan aktivis perempuan yang dikenal sebagai perempuan Papua pertama yang meraih gelar profesor. Ia memiliki kontribusi signifikan dalam bidang pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak di Indonesia. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai latar belakang, pendidikan, karier, dan perjuangannya.
Yohana memulai kariernya di dunia pendidikan sebagai asisten dosen di Universitas Cenderawasih pada tahun 1983. Ia kemudian diangkat sebagai dosen tetap pada tahun 1987 dan terus mengembangkan reputasinya dalam bidang pendidikan bahasa Inggris. Pada tahun 2012, ia resmi dikukuhkan sebagai profesor, menjadikannya perempuan Papua pertama yang meraih gelar tersebut.
Pada tahun 2014, Yohana Yembise diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Kerja. Dalam posisinya ini, ia meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak-anak di Indonesia.
Selama menjabat sebagai menteri, Yohana menghadapi beberapa tantangan, termasuk kritik terkait pernyataannya mengenai kasus kekerasan terhadap anak. Meskipun demikian, ia tetap berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di Indonesia.
Perjalanan tokoh-tokoh perempuan asal Papua menunjukkan bahwa keberanian dan ketekunan mereka dalam memperjuangkan hak-hak serta keadilan tidak hanya menginspirasi masyarakat di Papua, tetapi juga memberikan dampak yang luas bagi perjuangan perempuan di seluruh Indonesia.