6. Hashim Djojohadikusumo
Adik kandung Presiden RI, Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo sudah terkenal sebagai salah satu tokoh penting di dunia bisnis dan politik Indonesia. Hashim sendiri telah menjadi pebisnis di Indonesia sejak 1978. Bisnis Hashim tidak hanya di Indonesia, tapi juga sampai mengular ke luar negeri. Salah satunya bisnis minyak yang berada di Kazakhstan.
Di Indonesia, Hashim diketahui mengelola salah satu perusahaan bernama Arsari Group, sebuah konglomerasi yang bergerak di berbagai sektor seperti agribisnis, kehutanan, dan pertambangan.
Salah satu anak perusahaan Arsari Group, yakni PT ITCI Kartika Utama adalah perusahaan yang bergerak di sektor perkayuan. Dikutip dari Tirto.id, ITCI yang merupakan singkatan dari International Timber Corporation in Indonesia merupakan perusahaan kayu gelondong atau log dengan Hak Pengelolaan Hutan (HPH) yang luasnya sekitar 250 ribu hektare.
Dan per Oktober 2024 lalu, PT. ITCIKU pun diganjar penghargaan oleh Kementerian LHK atas keberhasilan mendukung pemenuhan komitmen NDC melalui pendekatan tutupan hutan alam di Kalimantan Timur. Tak hanya itu, Arsari Group pun telah membangun pusat rehabilitasi untuk harimau Sumatera yang terancam punah di Sumatera.
Hashim juga diketahui memiliki Hak Pengelolaan Hutan (HPH) di Kalimantan Timur atas nama PT ITCI Kartika Utama. Kekayaannya sebagaimana dicatat Forbes, yakni sebesar U$685 juta atau sekitar Rp9,69 triliun.
7. Winarko Sulistyo
Winarko Sulistyo dikenal sebagai salah satu pebisnis kayu yang sangat sukses. Melansir dari idx channel, Winarko Sulistyo merupakan pengusaha asli Indonesia kelahiran 1946.
Mayoritas sumber kekayaan Winarko berasal dari perusahaan kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW). Dia menjabat sebagai Presiden Direktur Fajar Paper sejak 1987 sebelum diangkat menjadi Komisaris sejak Mei 2014.
Berdasarkan informasi di situs resmi Fajar Paper, Winarko Sulistyo tercatat telah berpengalaman di industri kertas ini selama lebih dari 30 tahun. Didirikan pertama kali sebagai perseroan terbatas pada 29 Februari 1988, kemudian status perusahaan berubah menjadi perusahaan terbuka setelah terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada 19 Desember 1994 dengan kode FASW.
Sejak Mei 2019, Fajar Paper telah diakuisisi Siam Cement Group (SCG) lewat anak usahanya yakni SCG Packaging Public Company Limited. Perusahaan ini berhasil mengakuisisi kepemilikan perusahaan Winarko Sulistyo sebesar 55% dengan nilai mencapai U$557 juta.
Meski demikian, Winarko Sulistyo tetap memiliki peran penting di perusahaan ini di luar jabatannya sebagai Komisaris. Sebab, Intercipta Sempana yang menjadi pemegang saham terbesar kedua di Fajar Paper sebesar 44,48% berada dibawah kendali Winarko. Kini, FASW dipimpin oleh Yustinus Yusuf Kusumah, yang menjabat sebagai Direktur Utama.
Winarko Sulistyo sendiri diketahui meninggal dunia pada Selasa, 8 November 2022 lalu. Namanya sempat masuk di daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2022, tepatnya urutan ke-26 dengan kekayaan U$1,2 miliar atau sekitar Rp18,6 triliun.
8. Arini Subianto
Wanita yang bernama lengkap Arini Saraswaty Subianto ini sebenarnya tidak memiliki perusahaan kayu, melainkan perusahaan investasi yang bergerak di berbagai bidang, termasuk kayu, kelapa sawit, karet, dan batu bara. Perusahaan tersebut adalah PT Persada Capital Investama.
Ia merupakan putri tertua dari taipan Indonesia, Benny Subianto. Setelah ayahnya meninggal pada Januari 2017, Arini mengambil alih perusahaan milik sang ayah dan menjabat Presiden Direktur PT Persada Capital Investama.
Persada Capital tercatat juga menjadi salah satu pemegang saham Adaro, perusahaan penambang batu bara terbesar di Indonesia.
Di usianya yang baru 51 tahun, harta kekayaan Arini tercatat sebesar U$2 miliar atau setara Rp32 triliun, dan berada di urutan ke-29 pengusaha paling tajir se-Indonesia.
Baca Juga: Daftar Pebisnis Ternama dalam Industri Kopi Indonesia