Tantangan menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap perjalanan karier. Sering kali, tantangan itu hadir dalam bentuk kritik tajam atau cibiran dari orang-orang di sekitar. Hal serupa juga pernah dialami oleh salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, Dato Sri Tahirr.
Namun, apakah Tahir terpengaruh oleh komentar negatif tersebut? Tentu, tidak. Pendiri Mayapada Group ini justru memilih untuk tetap fokus pada perjuangannya membangun karier dari nol hingga menjadi pebisnis sukses seperti sekarang.
“Perjuangan dalam karir atau bisnis itu seperti bermain golf. Anda harus tetap fokus pada satu target dan memasukkan bola ke dalam lubang,” ujar Dato Sri Tahir seperti dikutip dari buku Living Sacrifice karya Alberthiene Enda, Jumat (16/5/2025).
Bagi Tahir, hidup memang tak pernah lepas dari komentar, pandangan, tuduhan, hingga kritik yang sering kali muncul bukan karena kebenaran, melainkan karena kebutuhan orang untuk mengekspresikan diri. Dalam merintis bisnis, tak perlu terlalu memusingkan apa kata orang, apalagi, selama yakin bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang benar.
Baca Juga: Kekuatan dari Dalam: Pelajaran Kemandirian Sejati ala Dato Sri Tahir
Pemilik nama lahir Ang Tjoen Ming ini belajar dari pengalamannya, kesuksesan akan lebih mudah diraih ketika tidak terpengaruh orang lain. Orang sekitar mungkin dengan mudah berkomentar untuk berbagai tujuan. Namun, perlu bagi diri untuk tetap menjaga konsentrasi dan tidak terpengaruh dengan apa yang orang lain katakan.
“Saya telah tumbuh menjadi pribadi yang tidak terpengaruh dengan tanggapan orang lain terhadap saya. Bisnis saya tetap bertahan terlepas dari apakah sebagian orang menyukai saya atau tidak. Alasannya adalah karena keberhasilan bisnis saya tidak ditentukan oleh kontribusi orang lain, tetapi oleh kekuatan yang telah dibagun dalam diri saya,” tutur Tahir.
Di samping itu, Tahir menegaskan pentingnya untuk tidak terlalu mencampuri urusan orang lain. Tanpa disadari, kita sering kali menghabiskan waktu memikirkan hal-hal yang seharusnya bukan menjadi fokus kita.
Kesuksesan orang lain pun terkadang membuat diri merasa kecil, putus asa, bahkan terancam. Padahal, reaksi semacam itu bisa berbahaya karena dengan mudah mengganggu fokus dan mengalihkan perhatian dari tujuan yang sebenarnya.
“Saya suka mengamati orang-orang yang berhasil membawa bisnis mereka ke puncak. Kebanyakan dari mereka memiliki kepribadian yang positif, kepercayaan diri yang tinggi, dan tidak mudah terpengaruh oleh “gosip”,” kata Tahir.
“Mereka tidak membuang-buang waktu untuk mendengarkan komentar orang lain. Mereka mendengarkan dan mencoba mencerna kritik tentang diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak tertarik dengan komentar yang mengecilkan hati. Mereka memilih untuk menyerap energi positif dan melipatgandakannya dalam konsentrasi mereka di tempat kerja,” sambungnya.
Baca Juga: Cara Tahir Memulai Hari Baru
Alih-alih memusingkan perkataan orang lain, mereka berdoa dan memastikan tetap memenuhi kewajiban dalam hidup, menjaga kehidupan sosial yang positif, dan menjaga etika kerja yang positif. Orang-orang seperti ini cenderung berhasil mencapai target dibandingkan dengan mereka yang terpengaruh oleh komentar orang lain.
“Saat saya masih berjuang di awal usaha di tahun 70-an, banyak orang yang mencibir saya. ‘Kasihan anak muda. Kasihan sekali hidupnya jadi menantu Mochtar Riady. Dia di bawah bayang-bayang mertuanya. Pantas saja usahanya begitu’,” cerita Tahir.
Alih-alih membiarkan diri terpengaruh oleh komentar negatif, Tahir memilih untuk tidak mempedulikannya. Tahir menyadari, posisinya saat itu memang tampak buruk, malang, dan suram. Namun, hal tersebut dijadikannya sebagai sarana untuk terus maju dan berkembang.
“Saya mengerahkan seluruh konsentrasi dan berusaha keras dalam bekerja. Saya tidak membiarkan semangat saya terpengaruh oleh apa pun. Meskipun berbagai faktor berpotensi menyebabkan saya putus asa dalam bekerja, saya terus berjuang. Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun penuh keringat untuk satu target tetap: Saya perlu membangun penghidupan saya sendiri agar dapat berbuat lebih banyak bagi orang lain,” akunya.
Baca Juga: Cara Tahir Memandang Kekayaan: Itu Milik Tuhan, Dia Meminta Kita Mengelolanya dengan Baik
Jalan yang dipilih Tahir, tepat. Ia akhirnya mencapai kesuksesan, dan pujian pun mulai berdatangan. Namun, Tahir memastikan agar ia tidak hilang kewaspadaan. Tak mudah juga baginya dipengaruhi oleh pujian dan kata-kata manis yang menyoroti kesuksesannya.
“Sama seperti kritikan, pujian sering kali diberikan tanpa ketulusan. Selain itu, pujian dapat dengan mudah membuat kita malas, merasa yakin bahwa kita telah berhasil dalam hidup. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap pujian karena pujian dapat dengan mudah menjatuhkan kita,” imbuhnya.