6. Bopet Mini
RM Padang Bopet Mini adalah rumah makan Padang legendaris yang telah eksis sejak tahun 1982 di kawasan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat.
Restoran keluarga ini didirikan oleh Refma Ningsih, seorang perantau asal Batu Sangkar, Sumatera Barat yang memulainya dari lapak kecil berukuran 2×2 meter di Pasar Benhil.
Awalnya hanya menyajikan bubur kampiun, ketupat sayur, dan kudapan tradisional, Bopet Mini semakin berkembang dan menambah pilihan menu berat khas Padang seperti rendang, gulai, dan sate via sistem prasmanan yang praktis. Seiring waktu, Bopet Mini tumbuh menjadi destinasi kuliner wajib di Jakarta, berpindah ke bangunan dua lantai di Jalan Bendungan Hilir No. Kav 1A.
Meskipun tidak memiliki banyak cabang layaknya restoran waralaba besar, keberadaan Bopet Mini tetap ikonik dan dikenal luas oleh masyarakat Minang dan pecinta kuliner Padang di Ibukota. Popularitasnya juga menjangkau kota-kota lain karena rekomendasi dari pelanggan yang antusias.
7. Natrabu Minang Restaurant
RM Natrabu Minang Restaurant memiliki sejarah unik dan kaya budaya. Usaha ini berawal sebagai cabang bisnis biro perjalanan National Travel Bureau (Natrabu) yang didirikan oleh Rahimi Sutan, seorang perantau asal Payakumbuh, Sumatera Barat, sejak 1958.
Menyadari permintaan tinggi akan makanan khas di tengah para pelanggannya, ia memutuskan membuka restoran Padang pada Juli 1967 di Jalan Haji Agus Salim (kawasan Sabang), Jakarta Pusat.
Langkah ini terbukti sukses besar, restoran ini tetap mempraktikkan resep keluarga sejak awal, dan menjadi favorit banyak tokoh nasional dan internasional, termasuk pendiri Astra hingga Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Dikutip dari Kompas, meski cabang internasionalnya di Jepang, San Francisco, dan New York sempat ditutup, ekspansi terus berlanjut secara signifikan. Kini RM Natrabu telah memiliki sekitar 11 gerai, termasuk lima gerai milik sendiri dan enam gerai waralaba, dengan dua lokasi cukup populer di Bali.
Demi menjaga otentisitas, restoran ini tetap mengimpor bahan baku langsung dari Sumatera Barat, dan secara konsisten mempertahankan cita rasa otentik Padang dari generasi pertama hingga kini.
8. Garuda
RM Padang Garuda didirikan oleh H. Bakhtar, seorang perantau asal Bukittinggi, pada 9 Oktober 1976 di Jalan Pemuda No. 20, Medan. Awalnya bermodal ruko sewaan dan ketertarikan untuk menyajikan masakan Minang dan Melayu, restoran ini berkembang dari sekadar usaha keluarga menjadi ikon kuliner lokal.
Dikutip dari Swa, nama Garuda sendiri terinspirasi dari maskapai kebanggaan Indonesia, yang dipilih karena mudah diingat dan menggambarkan semangat nasionalisme.
Bakhtar mengawali usahanya setelah banting setir dari perdagangan kain, dan mempercayakan resep serta produksi makanan kepada koki andal, sementara ia fokus pada aspek konsepsi dan manajemen.
Dikutip dari Antara, saat ini, RM Garuda telah memiliki sekitar 16–22 cabang yang tersebar di berbagai kota besar seperti Medan, Jakarta, Lampung, Pekanbaru, serta tiga gerai di Singapura.
Dengan manajemen yang matang dan rasa yang tetap terjaga, RM Garuda bukan hanya menjadi tempat makan favorit masyarakat, tapi juga masuk dalam daftar 101 restoran terbaik di Asia pada 2013, menegaskan reputasinya di mata kuliner regional.
9. Padang Pondok Djaja
RM Pondok Djaja adalah salah satu rumah makan Padang tertua dan paling ikonik di Jakarta. Didirikan pada tahun 1969 oleh Sjoffian Chaedir, restoran ini memulai langkahnya sebagai warung kecil di Jalan Krekot Bunder, Pasar Baru, sebelum akhirnya pindah beberapa kali, termasuk ke Hayam Wuruk dan kini berlokasi di Jalan KH Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat.
Selama lebih dari setengah abad, restoran keluarga ini hanya mempercayakan resep dan masakan kepada satu koki utama, yani istrinya Sjoffian, yang selalu menjaga kualitas dan keautentikan hidangan.
Uniknya, menu Pondok Djaja juga menggabungkan cita rasa Minang dengan sentuhan kuliner Tionghoa, seperti terlihat pada hidangan tahu tauco dan ayam goreng kampung khasnya
Meski hanya memiliki satu lokasi tetap saat ini, Pondok Djaja tetap menjadi destinasi kuliner legendaris yang dicintai banyak generasi. Keputusan untuk tidak bergeser ke layanan online atau membuka banyak cabang justru memperkuat identitasnya sebagai restoran Padang tradisional sejati.
10. Nasi Kapau Uni Lis
RM Nasi Kapau Uni Lis adalah warung legendaris khas Bukittinggi yang menjadi kebanggaan kuliner Minang. Usaha ini dimulai oleh Uni Lis sekitar tahun 1989, saat ia pertama kali membuka lapak kaki lima di Pasar Atas, Bukittinggi, sebelum akhirnya menetap di lokasi permanen di Los Lambuang Pasar Atas.
Bahkan kini, setelah bertahun‑tahun, Uni Lis telah wafat, dan bisnis ini dikelola oleh generasi ketiga, yaitu Uni Zar dan saudara‑saudaranya, tetap mempertahankan resep turun‑temurun dari Nagari Kapau.
Hingga saat ini, Uni Lis belum mengembangkan bisnisnya ke bentuk waralaba atau cabang, masih hanya beroperasi di satu lokasi andalannya di Bukittinggi.
Meski begitu, warung ini tetap ramai dikunjungi wisatawan lokal dan peziarah kuliner, berkat hidangan khas seperti gulai tambusu dan gulai kapau yang autentik, serta pelayanan ala prasmanan tradisional yang telah menjadi ciri khasnya.
Baca Juga: Daftar 13 Perempuan Pemimpin di Sektor Perbankan Indonesia