Ciputra telah menuntaskan studinya di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Manado dengan hasil ujian yang lumayan memuaskan, setelah kelulusan itu, maestro properti Indonesia itu memasuki sebuah bab baru dalam lembaran perjalanan hidupnya. 

Mimpi menjadi seorang arsitektur mesti diperjuangkan sekuat tenaga, cita-cita itu mesti dikejar dan rengkuh, namun di sisi lain, Ciputra mesti rela berpisah dengan orang-orang terkasihnya. 

Ia mesti pergi jauh dari rumah demi sebuah harapan mulia. Ini adalah pelayaran menuju masa depan, dari Sulawesi menuju Tanah Jawa, satu-satunya kota paling maju di Indonesia ketika itu untuk merengkuh cita-cita menjadi seorang arsitek di Institut Teknologi Bandung (ITB)

Baca Juga: Tentang Kepedihan Masa Kecil Ciputra dan Harapan Merengkuh Mimpi Menjadi Insinyur

“Momen pamitan saya dengan Mama menjadi jauh lebih menggugah emosi karena kali ini keberangkatan saya begitu jauh dan...entah kapan saya akan kembali. Jangan-jangan saya malah akan hidup di Pulau Jawa.Tidak tinggal lagi di Sulawesi. Entahlah,” kata Ciputra mengenang perpisahan mengharukan dengan ibunda sebagaimana dilansir Olenka.id Rabu (18/5/2025). 

Perpisahan dengan ibunda semakin mengharukan lantaran Ciputra pergi meninggalkan rumah dengan kondisi ibunda yang sedang sakit-sakitan. Berat memang, tetapi firasatnya kuat bahwa merantau dan menimba ilmu di pulau Jawa adalah untuk memperbaiki kehidupan keluarga kelak.. 

“Mama seperti bisa membaca pikiran saya. Bahwa ada cita-cita besar di dalam diri anak laki-laki bungsunya. Meskipun sebenarnya keadaan Mama sangat memerlukan perhatian,” katanya lagi.  

Melihat kondisi kesehatan ibunda  yang sedang tidak baik-baik saja, Ciputra berangkat ke pulau Jawa membawa sejuta  harapan, semoga cita-cita menjadi arsitektur bisa direngkuh dan kelak ia dapat memboyong ibunda ke Pulau Jawa untuk mendapatkan fasilitas pengobatan yang jauh lebih memadai. 

"Suatu saat, semoga tidak lama lagi, saya  membawa Mama ke Bandung. Saya akan berjuang secepat mungkin untuk bisa mandiri. Saya akan membawa Mama ke kota di Jawa. Mama akan berobat dengan lebih baik," kata Ciputra. 

Janji untuk Sang Kekasih

Perpisahan dengan ibunda memang menyayat hati, namun perpisahan dengan Dian Sumelar,sang pujaan hati yang telah lama ia pilih menjadi calon istri juga menyisahkan kesedihan tersendiri. Dee sapaan Dian telah menempati satu ruang istimewa di hati Ciputra. 

“Ia sudah menjadi bagian penting dalam hidup saya dan tiada akan pernah saya lepaskan. Semenjak dekat dengannya, hati saya sudah teguh; ia pilihan saya. Tak ada keraguan sedikitpun. Ia akan saya nikahi dan melahirkan anak-anak saya jika Tuhan menghendaki,” ujarnya. 

Baca Juga: Ciputra dan Cinta Pertama: Kisah Pertemuan Dramatis dengan Dian Sumelar

“Kami sudah sangat dekat. Saya sudah dipertemukan Dee dengan keluarga dan orang tuanya. Mereka sangat ramah dan sama sekali tidak menunjukkan sikap keberatan atas kedekatan kami,” tambahnya.