Indonesia, sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, kini menjadi sorotan utama dalam industri pertambangan global. Dengan menguasai sekitar 45% cadangan nikel dunia, Indonesia tidak hanya menjadi pemain kunci dalam pasokan global tetapi juga menjadi pusat perhatian bagi para investor yang tertarik pada sektor ini.
Di balik kekayaan sumber daya ini, terdapat sejumlah konglomerat yang telah berhasil membangun imperium bisnis mereka melalui sektor pertambangan. Nama-nama seperti Low Tuck Kwong dari PT Bayan Resources dan Garibaldi Thohir dari PT Adaro Energy adalah contoh pengusaha yang berhasil mengubah potensi tambang menjadi kekayaan pribadi yang signifikan.
Baca Juga: Mengulik Kisah Ariano Rachmat Jadi Presiden Direktur Adaro Minerals
Penasaran siapa saja konglomerat pemilik tambang nikel di Indonesia? Berikut Olenka telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Senin (16/12/2024):
1. Kiki Barki
Kiki Barki adalah pendiri Harum Energy, perusahaan yang awalnya fokus pada batubara, namun kini juga merambah ke bisnis nikel. Melalui Harum Energy, Kiki Barki mengakuisisi beberapa tambang nikel dan meningkatkan perannya di sektor ini. Perusahaan ini aktif dalam eksplorasi dan pengolahan bijih nikel untuk memenuhi permintaan pasar global, terutama dalam mendukung industri kendaraan listrik
Meskipun harga saham Harum Energy sempat mengalami penurunan, langkah diversifikasi ke sektor nikel menunjukkan strategi jangka panjang untuk tetap relevan di tengah transisi energi global. Tambang-tambang milik Kiki Barki berlokasi di Sulawesi Tenggara, yang merupakan salah satu pusat produksi nikel di Indonesia.
Baca Juga: Perjalanan Epik Karier Low Tuck Kwong, dari Panggung Konstruksi Menuju Tahta Batu Bara Indonesia
2. Low Tuck Kwong
Low Tuck Kwong, yang dikenal sebagai "Raja Batu Bara," juga memiliki investasi besar di sektor nikel. Ia adalah pemilik Bayan Resources dan telah memperluas portofolionya ke tambang nikel untuk memanfaatkan peluang dari meningkatnya permintaan global terhadap logam ini. Fokusnya pada diversifikasi menunjukkan visi jangka panjang dalam menghadapi perubahan tren energi dunia.
Melalui perusahaan tambangnya, Low Tuck Kwong berkontribusi besar terhadap produksi nikel Indonesia, yang menjadi salah satu produsen utama dunia. Investasinya di sektor ini juga mencerminkan pentingnya nikel sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
Baca Juga: Kunci Kesuksesan dari Kacamata Erick Thohir: Pintar Saja Tidak Cukup
3. Garibaldi Thohir
Garibaldi Thohir, kakak Menteri BUMN Erick Thohir itu adalah salah satu pengusaha tambang terkemuka di Indonesia. Ia memiliki saham di PT Merdeka Copper Gold yang terlibat dalam pengelolaan tambang nikel melalui anak usahanya. Perusahaan ini juga memiliki keterlibatan dengan investor asing seperti CATL untuk mendukung pengembangan kawasan industri berbasis nikel.
Garibaldi Thohir memanfaatkan posisinya untuk mengintegrasikan sektor pertambangan dengan teknologi modern dan keberlanjutan. Aktivitas pertambangan yang dikelolanya tersebar di wilayah strategis, seperti Halmahera dan Sulawesi Tengah, yang kaya akan cadangan nikel.
4. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono (Harita Group)
Lim Hariyanto Wijaya Sarwono adalah pemilik Harita Group, salah satu pemain utama dalam industri pertambangan nikel Indonesia. Melalui PT Trimegah Bangun Persada dan anak usahanya Halmahera Persada Lygend, Harita Group mengoperasikan pabrik pengolahan nikel sulfat terbesar di dunia di Pulau Obi, Maluku Utara. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 240 ribu ton per tahun.
Harita Group memainkan peran strategis dalam mendukung rantai pasok baterai kendaraan listrik global. Dengan fasilitas pemurnian modern dan sumber daya manusia berpengalaman, perusahaan ini menjadi salah satu tulang punggung industri nikel nasional.
Baca Juga: Eramet Akui Peran Penting Indonesia Jamin Ketersediaan Pasokan Nikel Dunia