Pada tahun 2000, Hary Tanoe pun memutuskan untuk membeli ketiga operator mobile tersebut. Kemudian, Hary Tanoe me-merger ketiga operator mobile tersebut dan me-migrasi ke tahap second generation atau 2G.

“Karena masih krisis di tahun 2000, jadi saya beli murah-murah, semua saya beli. Saya bilang, uang saya waktu itu saya banyak. Tiga operator mobile ini saya beli, terus diapakan? Saya merger jadi satu dan di-migrasi ke second generation tapi yang CDMA,” cerita Hary Tanoe.

Tak sampai di situ, Hary Tanoe pun mengajukan nomor telepon dengan awalan 0888 yang memiliki potensi trafik yang bagus dan memberikan nama Fren untuk nomor tersebut. Kemudian, ia memutuskan untuk menjual Fren ke Smart Telecom hingga akhirnya lahirlah operator mobile Smartfren.

Baca Juga: Cerita Hary Tanoe Jual Beli Bank Papan Sejahtera hingga Miliki Gedung di Usia 29 Tahun

“Kemudian, saya apply nomor tapi traffic-nya yang bagus, 0888, saya kasih nama Fren. Kemudian, 2009 saya jual ke Smart Telecom dan mereka jadiin satu jadi SMARTFREN, terus nomor 088-nya yang dipakai sekarang sama mereka,” imbuhnya.

Menukil dari pemberitaan detikInet yang tayang pada 2009 silam, total dana yang diraup Hary Tanoe melalui pelepasan 47,8% saham FREN tahun 2008 dan pelepasan 19% saham FREN mencapai Rp 1,595 triliun.