PT Smartfren Telecom Tbk. baru saja resmi melakukan merger perusahaan dengan XL Axiata. Merger perusahaan ini dilakukan tak lain untuk memperkuat daya saing dan memperbesar pangsa pasar kedua perusahaan, mengingat tantangan yang dihadapi oleh industri telekomunikasi yang semakin ketat.

PT Smartfren Telecom Tbk merupakan operator penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE Advanced yang merupakan pengembangan lanjutan dari 4G. Produk perusahaan ini adalah Smartfren, yang dahulu bernama Fren. Menariknya, Fren merupakan operator yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo.

Sebagai pengusaha ulung, Hary Tanoe telah menjajal berbagai lini bisnis untuk memutar uang. Salah satunya adalah melalui penyedia bisnis jasa telekomunikasi dengan membangun sebuah operator mobile.

Dalam sebuah kesempatan, Hary Tanoe berbagi kisahnya membentuk operator mobile yang juga menjadi cikal bakal hadirnya Smartfren yang telah berkembang pesat dan menjadi salah satu pemain utama di industri telekomunikasi Indonesia.

Baca Juga: Dari Pemimpin Tawuran hingga Jadi Pebisnis Ulung, Begini Perjalanan Hary Tanoesoedibjo Bangun 'Kerajaan' MNC Group

Sebelum tahun 2000, teknologi seluler pertama yang digunakan di Indonesia adalah AMPS (Advanced Mobile Phone System), yang merupakan generasi pertama dari sistem komunikasi seluler. Nomor HP dengan awalan 082 merujuk pada jaringan AMPS yang lebih terbatas dan hanya mampu mengakomodasi komunikasi suara.

“082 itu dulu dimiliki tiga kelompok karena izinnya dipecah tiga. Di Indonesia bagian barat itu namanya Komselindo, itu dimiliki Telkom. Yang tengah namanya Metrosel, masuk Indonesia bagian tengah, yang dimiliki Salim Group. Kemudian bagian Timur Telesera yang dimiliki oleh Rajawali Group,” ujar Hary Tanoe seperti Olenka kutip, Minggu (22/12/2024).

Pada tahun 2000, Hary Tanoe pun memutuskan untuk membeli ketiga operator mobile tersebut. Kemudian, Hary Tanoe me-merger ketiga operator mobile tersebut dan me-migrasi ke tahap second generation atau 2G.

“Karena masih krisis di tahun 2000, jadi saya beli murah-murah, semua saya beli. Saya bilang, uang saya waktu itu saya banyak. Tiga operator mobile ini saya beli, terus diapakan? Saya merger jadi satu dan di-migrasi ke second generation tapi yang CDMA,” cerita Hary Tanoe.

Tak sampai di situ, Hary Tanoe pun mengajukan nomor telepon dengan awalan 0888 yang memiliki potensi trafik yang bagus dan memberikan nama Fren untuk nomor tersebut. Kemudian, ia memutuskan untuk menjual Fren ke Smart Telecom hingga akhirnya lahirlah operator mobile Smartfren.

Baca Juga: Cerita Hary Tanoe Jual Beli Bank Papan Sejahtera hingga Miliki Gedung di Usia 29 Tahun

“Kemudian, saya apply nomor tapi traffic-nya yang bagus, 0888, saya kasih nama Fren. Kemudian, 2009 saya jual ke Smart Telecom dan mereka jadiin satu jadi SMARTFREN, terus nomor 088-nya yang dipakai sekarang sama mereka,” imbuhnya.

Menukil dari pemberitaan detikInet yang tayang pada 2009 silam, total dana yang diraup Hary Tanoe melalui pelepasan 47,8% saham FREN tahun 2008 dan pelepasan 19% saham FREN mencapai Rp 1,595 triliun.