“Kadang ada orang tua yang bilang, ‘anak saya bisa nyanyi lagu di YouTube’, tapi diajak ngobrol, tek-tokan gitu, enggak bisa,” tukasnya.

“Padahal yang kita cari itu kemampuan komunikasi dua arah seperti saat kita tanya, ‘kamu lagi pegang apa? Oh, gelas ya?’ Bukan hanya hafalan lagu atau huruf,” lanjut Anastasia.

Lebih lanjut, Anastasia menjelaskan bahwa kemampuan bicara yang sesuai usia dan kegiatan fisik yang cukup menjadi dua hal penting untuk mencegah tantrum pada anak usia dini.

“Untuk mencegah tantrum di toddler, pertama pastikan tahap bicaranya sesuai. Kalau belum, sekarang sudah banyak klinik tumbuh kembang anak yang bisa bantu melatih kemampuan bicara,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, aktivitas fisik juga memegang peran besar dalam mengatur emosi anak.

“Anak itu butuh waktu bergerak sekitar tiga jam sehari. Kalau kebutuhan itu tidak terpenuhi, dia bisa jadi cranky atau mudah rewel. Jadi penting untuk memberikan mereka ruang untuk bergerak dan menyalurkan energinya,” tandas Anastasia.

Baca Juga: Psikolog: Pola Asuh yang Seimbang Mampu Membuat Anak lebih Berani dan Percaya Diri