Perkembangan teknologi yang begitu cepat membawa tantangan besar bagi industri transportasi, termasuk PT Bluebird Tbk. Direktur Utama Bluebird, Adrianto Djokosoetono menjelaskan bahwa selama periode disrupsi digital, perusahaan harus mengambil dua keputusan strategis, yakni kolaborasi dan investasi teknologi.
Adrianto mengatakan, salah satu langkah tersulit yang harus ditempuh adalah keputusan untuk melakukan coopetition, yaitu berkolaborasi dengan kompetitor. Keputusan ini bukan hanya soal strategi bisnis, melainkan soal mengubah cara pandang internal perusahaan.
“Untuk menjalankan itu, kami harus mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak seperti pemegang saham, keluarga, manajemen, hingga para pengemudi dan tim lapangan yang saat itu justru berada dalam posisi bersaing,” ujarnya seperti Olenka kutip, Sabtu (22/11/2025).
Baca Juga: Mengenal Sosok Noni Purnomo, Generasi Ketiga Bluebird Group
Kolaborasi dengan pihak kompetitor dilakukan agar tetap relevan di mata konsumen. Meski pada saat itu, para pemimpin perusahaan harus meyakinkan tim internal serta para pemegang saham bahwa langkah kolaborasi merupakan keputusan yang tepat.