Sukses Merintis Joger Bali

Hingga akhirnya, pada 19 Januari 1981, Pak Joger resmi mendirikan sebuah toko kecil di Jl. Sulawesi 37, Denpasar, tak jauh dari Pasar Badung.

Untuk keperluan legalitas, ia memilih nama “Joger” sebagai nama tokonya, sebuah gabungan dari nama dirinya, JOseph, dan sahabatnya, GERhard. 

Mr. Gerhard Seeger sendiri adalah teman sekolah Pak Joger saat menimba ilmu di Jerman. Sosok yang begitu ia hormati karena kebaikan dan pengaruh positifnya dalam hidup.

“Saya tiga tahun tinggal di Jerman. Beliau yang menghadiahi saya uang sebesar 20 ribu dolar AS atau sekitar Rp 18 juta kurs dolar saat itu ketika saya pulang kembali ke Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dari laman Republika

Awalnya, toko tersebut dirancang sebagai tempat untuk menjual kerajinan tangan, karya seni, dan batik, dengan nama Art & Batik Shop. Namun, seiring berjalannya waktu, arah usahanya berubah. 

Baca Juga: Mengenal Jihan Malik, Sosok di Balik Brand Heaven Lights yang Mewujudkan Mimpi Global dari Bisnis Rumahan

Toko itu justru berkembang. Kehadirannya diterima oleh banyak kalangan, terutama para turis baik lokal maupun mancanegara. Bahkan, Pak Joger mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar untuk proses produksi kaos yang lekat dengan ciri khas kata-katanya yang lucu dan unik.

Karena keberhasilan usahanya, Pak Joger mulai membuka cabang di kawasan Bali. Salah satunya di Jl. Sulawesi 41 yang tak jauh dari toko pertama. Lalu, pada tahun 1986, berkat hibah sebidang tanah dari sang ibu, ia berhasil mendirikan toko ketiganya, Joger Handicraft Center, yang kini dikenal sebagai Pabrik Kata-Kata Joger, 

Toko yang dibuka di Jl. Raya Kuta ini masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu ikon wisata belanja khas Bali yang eksis hingga saat ini. Sekarang toko ini tidak hanya menjual kaus Joger saja. Ada pula item fashion dan aksesoris lainnya seperti sandal, cangkir, tas, celana, gantungan kunci, hingga sepatu yang memiliki keunikan masing-masing di setiap desainnya.