Jadi Pengusaha Modal Iktikad
Meski memiliki latar pendidikan ekonomi dan perhotelan, Pak Joger memiliki darah seni yang tak terelakkan. Hal tersebut pula yang membawanya menjadi pengusaha kreatif dengan bisnis mendunia yang dimilikinya sekarang.
Awal perjalanan Pak Joger sebagai pengusaha bermula dari keputusannya untuk mencari jalan keluar atas keterbatasan ekonomi. Saat itu, pendapatannya sebagai tenaga honorer di salah satu dinas di Bali dirasa tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya. Alih-alih menyerah, ia justru memilih jalan wirausaha, dengan terlebih dulu 'berguru' dan menimba pengalaman di Tanah Jawa.
Sekitar tahun 1980, berbekal uang Rp500 ribu, Pak Joger mulai merintis bisnis pertamanya. Uang itu ia pertaruhkan untuk bereksperimen di bidang batik dan kerajinan tangan, dengan sistem pemasaran yang sederhana namun personal, yakni door to door alias dari rumah ke rumah.
"Waktu itu uang yang saya bawa untuk dipertaruhkan dalam bereksperimen hanya Rp 500 ribu. Itu Agustus tahun 1980. Saya berangkat ke Jawa dan disana saya belajar berbisnis. Saya berkeyakinan bahwa untuk menjadi apapun termasuk jadi pengusaha modal yang utama adalah itikad," ucap Joseph Theodorus Wulianadi seperti dikutip dari laman DetikBali.
"Modal usaha saya berbisnis adalah itikad. Lalu ilmu-ilmu yang memadai seperti ilmu selera dan seni," tambahnya.