Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengeklaim Presiden ke-7 RI Joko Widodo sangat khawatir dengan kehadiran Anies Baswedan dalam kancah politik nasional dalam beberapa tahun terakhir ini.
Hasto menyebut, Jokowi bahkan berusaha keras untuk menyeret Anies ke ranah hukum dengan berbagai upaya kriminalisasi. Salah satu upaya menjatuhkan Anies Baswedan adalah lewat dugaan kasus Formula E.
Baca Juga: Jokowi Masih Punya Magnet di Jakarta
"Saya masih ingat Anies Baswedan, ketika Anies Baswedan dikriminalisasi, Pak Jokowi berbicara dengan saya, seperti apa, beliau sangat khawatir terhadap munculnya Anies Baswedan," kata Hasto saat berbicara di Podcast Akbat Faizal Uncensored, dilansir Senin (25/11/2024).
Hasto mengatakan, dirinya merupakan salah satu saksi hidup bagaimana Jokowi berupaya menyingkirkan Anies Baswedan. Dia bilang Jokowi menyampaikan kekhawatirannya itu secara langsung kepada dirinya.
“Sehingga itu nyata-nyata kasus Formula E itu kriminalisasi. Dan saya bersaksi itu dari perintah Pak Jokowi secara langsung," jelasnya.
Libatkan Aparat Penegak Hukum
Hasto menyebut dalam melancarkan upaya kriminalisasi, Jokowi kerap kali menggunakan aparat penegak hukum, mereka menyandera target dengan berbagai kasus hukum.
Cara seperti ini kata dia tak hanya menyasar Anies Baswedan, namun sejumlah tokoh menjadi sasaran empuknya. Salah satunya adalah Airlangga Hartarto. Dia menyebut kursi ketua umum Partai Golkar ketika itu diambil paksa dari tangan Airlangga dengan tekanan dari Kejaksaan lewat dugaan kasus korupsi ekspor minyak sawit mentah.
"Karena memang seluruh aparat penegak hukum di bawah kendali kekuasaan. Kita ingat kasus, mohon maaf saya sebut, Ketum Golkar Pak Airlangga Hartarto. Itu kan juga menggunakan pressure Kejaksaan," tutur Hasto.
Selain kejaksaan, lembaga hukum lain seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dijadikan alat kekuasaan politik. Hasto bilang sejumlah kader PDIP juga ditekan lewat lembaga antirasuah itu.
Baca Juga: Pilkada Serentak, Prabowo Tetapkan Tanggal 27 November 2024 Hari Libur Nasional
"KPK juga digunakan sebagai pressure terhadap kepentingan-kepentingan politik, kan cukup banyak. Tiba-tiba di Banten, suami Airin, meskipun kita juga tau terhadap background kekuasaan, tapi tiba-tiba muncul suatu persoalan. Kader-kader PDIP begitu banyak tekanan," ujar dia.