Investasi menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan keuangan. Dalam hal investasi, dikenal adanya istilah diversifikasi, yakni praktik menempatkan dana ke beberapa instrumen atau aset investasi. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi risiko atas aset yang diinvestasikan.
Meski terdengar mudah, diversifikasi perlu dilakukan dengan persiapan dan kehati-hatian. Lantas, kapan sebaiknya diversifikasi mulai dilakukan?
Deputy President Director PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Armand W. Hartono, menjelaskan bahwa investasi itu ibarat proses belajar yang panjang. Untuk itu, sebelum melakukan diversifikasi, sebaiknya perlu untuk memahami lebih dulu produk dan kapabilitas diri, terutama dalam hal permodalan.
Baca Juga: Armand Hartono: Transformasi Teknologi Membawa Pekerjaan Baru yang Lebih Bermakna
"Investasi itu harus tahu produknya dan kompetensi masing-masing. Kalau punya modal besar, kamu bisa investasi ke new business," ungkap Armand dalam sesi Plant Your Money in The Right Soil di Indonesia Knowledge Forum (IKF), Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
Sepakat dengan Armand, Direktur PT Erajaya Swasembada Tbk, Sim Chee Ping, menilai bahwa kunci utama melakukan investasi adalah paham terhadap produk. Jika sudah, barulah masuk ke tahap diversifikasi dengan catatan harus paham mengenai skala bisnis, industri, dan kompetensi diri. Tak kalah penting, bagi pebisnis perlu mencari partner yang tepat ketika ingin melakukan diversifikasi bisnis ke sektor lain.
"Kita harus kembangkan satu kompetensi yang nantinya akan memberi value kompetitif, kita juga harus mencari partner yang bagus ketika melakukan diversifikasi bisnis," jelasnya.
Menyoal diversifikasi, Armand mengatakan bahwa saat ini sudah tersedia banyak pilihan aset yang dapat diinvestasikan, mulai dari saham, produk pasar uang, emas, hingga kripto. Hal ini tentu berbeda dengan masa lalu, di mana pilihan aset investasi sangat terbatas pada emas.
"Sekarang pilihan diversifikasi investasi sudah sangat banyak. Maka kalau tanya saya, bagaimana baiknya, diversifikasilah ke beberapa aset," tambah Armand.
Kendati begitu, Armand mengingatkan bahwa melakukan investasi perlu dimulai dari hal-hal dasar dan tak terlalu berisiko, terlebih untuk investor pemula.
"Investasi itu sama halnya belajar, mulai dari basic dulu dan hindari investasi sesuatu yang berisiko di masa depan," katanya lagi.