Putra mahkota keluarga pemilik Grup Djarum dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Armand Wahyudi Hartono menyebut sebuah kesuksesan tak bisa didapat dengan cara instan. Baginya, kesuksesan mesti diperjuangkan mati-matian. Kesuksesan adalah puncak dari sebuah kerja keras. 

Menurut Armand, kehidupan yang jauh lebih layak tak bisa didapat dengan hanya berpangku tangan. Untuk menuju ke sana, seseorang mesti menapaki perjalanan jauh yang tentu saja penuh suka duka. 

Baca Juga: Tips Armand Hartono: Bangun Kepercayaan, Dimulai dari Habit yang Baik

"Ya semua yang di sini Anda harus memperjuangkan kesuksesan untuk mendapatkan hidup yang layak," kata Armand dalam sebuah video sebagaimana dilansir Olenka.id di Jakarta, Senin (24/6/2024).

Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) itu mengatakan, kekayaan keluarga tak ada korelasinya dengan kesuksesan seseorang di masa depan. Itu sama sekali tak berdampak. 

Harus diakui, banyak anak muda dari keluarga mapan tak bisa lepas dari bayang-bayang kekayaan orang tuanya. Bahkan, mereka bisa dengan enteng mengeklaim dirinya sukses kendati harta kekayaan yang dinikmati adalah hasil jerih payah orang tua. Bagi Armand, itu bukan definisi kesuksesan yang sesungguhnya. 

Menurut dia, orang tua yang sukses membangun usaha tidak bisa menurunkan kesuksesan kepada anak-anaknya. Kesuksesan di generasi sebelumnya tak bisa diwariskan untuk generasi selanjutnya, kesuksesan tak bisa diberikan atau didapat secara cuma-cuma namun mesti diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. 

"Kalau ada yang di sini (ada yang bilang), bapak gue sukses, nanti gue sukses, enggak begitu ya. Tidak ada jaminannya. Kesuksesan itu tidak bisa diberikan," tegas Armand. 

Armand melanjutkan, setiap manusia dilahirkan dengan untuk memperjuangkan nasibnya sendiri-sendiri. Perjuangan hidup bakal sampai pada puncaknya yang disebut dengan kesuksesan, namun perlu dicatat bahwa untuk merengkuh puncak perjuangan itu perlu keseriusan 

Baca Juga: Kisah Kakek Armand Hartono Jadi Tawanan Jepang: Temukan Titik Balik di Pengasingan

Jadi, menurutnya, mereka yang ogah-ogahan memperjuangkan nasibnya adalah mereka yang tak bisa menikmati hidupnya.  

"Itu faktanya begitu, bukan sorry, tolong di-enjoy perjuangannya. Itu kesempatan Anda enjoy hidup karena semua harus diperjuangkan. Kalau Anda tidak memperjuangkan itu, Anda tidak merasa hidup," tutupnya.