Gula memang dikenal sebagai sumber energi yang cepat, tapi tak sedikit orang yang justru berusaha menguranginya, bahkan ada yang memilih untuk benar-benar berhenti mengonsumsi gula tambahan — bukan gula alami — demi menjaga kesehatan. 

Pasalnya, konsumsi gula berlebih sering dikaitkan dengan berbagai masalah, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga karies gigi. Meski begitu, bukan berarti kita harus sepenuhnya menghindari gula. Yang terpenting adalah memperhatikan jumlah asupan dan lebih cermat dalam memilih makanan, terutama yang mungkin mengandung gula tersembunyi.

Menukil dari laman Health, The Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan agar orang dewasa membatasi gula tambahan hingga tidak lebih dari 10% dari total asupan kalori mereka. Sebagai referensi, jika mengonsumsi 2.000 kalori sehari, pedoman menyarankan untuk membatasi asupan gula tambahan hingga 12 sendok teh (50 gram) per hari. 

Sementara itu, American Heart Association (AHA) menyarankan orang dewasa membatasi gula tambahan hingga tidak lebih dari 6% dari total kalori harian. Itu setara dengan 6-9 sendok teh, atau sekitar 30 gram gula, untuk diet 2.000 kalori.

Baca Juga: 5 Mitos Tentang Diet yang Tidak Perlu Dipercaya, Menghambat Berat Badan Turun!

Gula tambahan memang tidak memberikan manfaat apapun bagi tubuh. Namun, apa yang sebenarnya terjadi jika gula benar-benar tidak dikonsumsi? Menurut Dr. Eric Berg, seorang pendidik kesehatan yang berbasis di AS, detoks gula singkat dapat membawa perubahan nyata yang tidak diharapkan banyak orang. 

Ini bukan hanya tentang menghindari makanan penutup. Perlu dicatat, makanan sehari-hari seperti sereal sarapan, jus buah, biskuit, saus tomat, roti putih, saus, dan bahkan beberapa makanan kemasan diam-diam mengandung gula tambahan.