Hamid Djojonegoro merupakan salah satu konglomerat kenamaan Indonesia, ia adalah pewaris Orang Tua Group, sebuah konglomerasi bisnis yang memproduksi berbagai kebutuhan.
Hamid sendiri menerima estafet kepemimpinan dari sang ayah Chandra Djojonegoro atau Chu Sam Yak orang yang memprakarsai lahirnya Orang Tua Group.
Sama seperti sang ayah yang merintis Orang Tua Group bareng saudaranya Chu Sok Sam, Hamid juga menggandeng tiga saudaranya dalam menggarap kerajaan bisnis ini.
Bersama kakaknya Husain Djojonegoro, Chu Jang Lie dan adiknya Pudjiono Djojonegoro, Hamid sukses membangun Orang Tua Group yang kini semakin melebarkan sayap bersama grup ABC.
Baca Juga: Kisah Spiritual dan Jejak Iman yang Tersembunyi dalam Hidup Ciputra
Hamid sendiri telah bergabung ke Orang Tua Group sejak 1977 atau 29 tahun setelah Orang Tua Group resmi berdiri sebagai sebuah perusahaan berbadan hukum pada 1948.
Perjalanan kariernya terbilang mulus, saat menjabat sebagai Direktur Pemasaran ia membuat banyak gebrakan yang membuat sang ayah kepincut.
20 tahun mempelajari seluk beluk bisnis di perusahaan ini, Hamid kemudian didapuk sebagai pangeran pewaris tahta kerajaan bisnis keluarga. Pada 1997, ia ditunjuk menggantikan ayahnya sebagai Presiden Direktur setelah sang pendiri meninggal dunia.
Memecat Adik Angkat
Hamid bukan tipe pemimpin yang suka basa-basi, ia pemimpin tegas penuh wibawa, dedikasinya dalam dunia kerja tak perlu dipertanyakan lagi, dengan pembawaan dan kepribadian yang seperti itu, Hamid jelas menekankan prinsip kerja profesional. Salah satu contoh profesionalisme yang kerap ia praktikan adalah pengambilan keputusan yang tak pandang bulu, bukan berdasarkan kepentingan tertentu.
Hamid sadar betul, profesionalisme sebuah perusahaan jelas dimulai dari pucuk pimpinan, di mana pemimpin perusahaan tak boleh membeda-bedakan bawahan atau pilih kasih.
Pegawai yang salah tetap dihukum secara profesional sesuai peraturan yang berlaku, pun demikian mereka yang menunjukan performa mentereng perlu diapresiasi.
Baca Juga: Cara Pandang Pemilik OT Group Hamid Djojonegoro Soal Karyawan Tipe Kutu Loncat
“Mereka sama you, bedanya apa? Cuma nama belakang. Djojonegoro. Tapi hak kekuasaan, bonus, sama. Bagaimana kalau Djojonagoro nggak kerja? Nggak bisa kerja? Nggak bisa perform?,” kata Hamid Djojonegoro dalam sebuah kesempatan dilansir Olenka.id Jumat (1/8/2025).
Profesionalisme Hamid sudah berulang kali diuji keadaaan, beberapa kali ia dihadapkan pada pilihan berat yang berpotensi mencoreng idealismenya. Salah satu contohnya ketika ia memilih memecat adik angkatnya yang sudah bekerja bersamanya selama 30 tahun.
Bagi Hamid setiap kesalahan mesti dibayar dengan hukuman setimpal, begitu juga dengan prestasi. Singkatnya ia memecat adik angkatnya karena kesalahan yang tak bisa ditolerir lagi, dimana kesalahan itu bisa membuat marwah perusahaan yang dibangun dengan susah payah runtuh dalam sehari.
“Kenapa saya berhentiin dia? Kan tadi saya udah bilang. Jangan coba-coba berzina di dalam perusahaan. Saya belum jadi orang Kristen loh. Saya aja nggak ngerti apa itu artinya perzinahan loh. Saya sudah mengerti rule number one,” ujarnya.
Gurita Bisnis Hamid Djojonegoro
Hamid Djojonegoro dikenal cukup aktif di dunia bisnis. Di tahun 1982 lalu, dirinya mendirikan PT Panjang Jiwo Pangan Makmur di Surabaya. Perusahaan ini berfokus merilis produk minuman kesehatan seperti Kiranti, Larutan Penyejuk dan Permen Tango.
Baca Juga: Bangkit dari Kegagalan, Intip Perjalanan Okta Wirawan Bangun Abuya Group Jadi Raksasa Kuliner
Meskipun membentuk produknya sendiri, Hamid Djojonegoro rupanya terus mengembangkan karir bersama saudara-saudaranya. Djojonegoro bersaudara ini bahkan berhasil membuat Orang Tua Group dan ABC menjadi semakin berkembang.
Kini bisnis keluarga Djojonegoro bahkan sudah mencakup divisi Food & Confectionaries, Personal Care hingga Sweet Water Plus. Di industri pasar saat ini, produk-produk perusahaan ini bahkan sangat mendominasi.