Indonesia memiliki sejumlah pabrik tekstil terbesar. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) adalah salah satu industri padat karya yang berkontribusi penting pada perekonomian nasional.
Meski kini industri tekstil di Indonesia tengah didera kesulitan, ternyata masih ada beberapa pengusaha tekstil terbesar di Indonesia yang masih beroperasi hingga sekarang dan berhasil mempertahankan bisnisnya.
Bahkan, berkat kerja kerasnya itu membuat beberapa pemiliknya masuk ke dalam daftar orang paling kaya di Indonesia.
Berikut Olenka ulas 8 pengusaha Indonesia paling tajir dari bisnis tekstil. Siapa saja mereka?
1. Iwan Lukminto - Sritex
Sritex didirikan oleh H.M Lukminto sebagai perusahaan perdagangan tradisional pada 1966 di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. Sritex merupakan pabrik tekstil terbesar di Indonesia. Tidak hanya se-Indonesia, tetapi juga se-Asia Tenggara.
Sebagai perusahaan tekstil terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, perusahaan ini memproduksi produk brand-brand ternama di dunia seperti Zara, Guess, dan Timberland yang tentunya sangat tidak asing. Yang menjadi simbolik Sritex ini adalah seragam militer, yakni seragam anti peluru, anti api, anti radiasi, dan anti infra merah.
Selang H.M Lukminto meninggal pada 2014 lalu, perusahaan pun diteruskan oleh sang anak, yakni Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto.
Iwan Setiawan Lukminto bergabung di perusahaan sebagai asisten direktur sejak 1997 dan menjabat sebagai wakil direktur utama sejak 1999. Ia menjabat sebagai direktur utama sejak 2006 hingga Maret 2023
Sementara itu, sang adik, Iwan Kurniawan Lukminto bergabung dengan perusahaan sebagai direktur pada 2005. Kemudian ia menjabat sebagai wakil direktur utama sejak 2012, hingga akhirnya naik jabatan menjadi direktur utama Sritex tahun 2023.
Iwan Setiawan ternyata pernah masuk jajaran orang terkaya di Indonesia pada tahun 2020. Berdasarkan data Forbes, Iwan Setiawan Lukminto sempat berada di urutan ke-49 dengan nilai kekayaan sekitar US$515 juta atau sekitar Rp7,81 triliun.
Selain menjadi perusahaan tekstil, grup ini juga memiliki sekitar 10 hotel di Solo, Yogyakarta dan Bali, termasuk Holiday Inn Express di Bali.
Baca Juga: 5 Pengusaha Tajir Indonesia yang Berbisnis Makanan Ringan
2. Tirta Suherlan - Trisula Textile
PT Trisula Textile Industries Tbk merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang bertempat di Jl. Mahar Martanegara No. 170, Baros, Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat. PT Trisula Textile Industries Tbk didirikan oleh Tirta Suherlan pada tahun 1968.
Perusahaan ini memproduksi bahan baku polyester hingga menjadi kain. Produk yang dihasilkan oleh PT Trisula Textile Industries Tbk diantaranya adalah kain siap proses (brand-brand yang sudah dikenal seperti Bellini, Caterina, Jobb, Accura, Lexus dll) dan juga melayani permintaan kain seragam (seperti kepolisian, angkatan, pramuka dll). Produk tersebut didistribusikan ke dalam maupun luar negeri.
Pada 1988, Trisula resmi mendirikan Head Office atau kantor pusat pertamanya di Delta Building Jakarta. Namun, di tahun yang sama Tirta Suherlan wafat dan seluruh usaha Trisula dilanjutkan oleh kedua putranya, Kiky Suherlan dan Dedie Suherlan.
Trisula Group sendiri menjalankan empat bisnis utama. Bisnis pertama adalah tekstil di mana telah menggarap pasar ekspor. Kedua, bisnis garmen dengan mengelola merek seperti Jobb, UniAsia, G2000, Man Club, dan masih banyak lagi.
Di bisnis furnitur, perusahaan ini memayungi PT Chitose International Tbk di mana telah 30 tahun berpengalaman dan memiliki 22 distributor dan 850 agen. Terakhir, grup ini juga masuk ke sektor properti dengan proyek-proyek besar antara lain Ciputra International, dan Allila di Uluwatu, Bali.
3. Sri Prakash Lohia - Indorama Synthetics
Salah satu pengusaha Indonesia keturunan India yang cukup dikenal barangkali adalah Sri Prakash Lohia. Dia adalah pendiri dan bos Indorama Corporation, perusahaan petrokimia dan tekstil.
Melansir dari Forbes, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh Sri Prakash Lohia ini adalah sebesar US$8,7 miliar atau setara dengan Rp134,61 triliun pada tahun 2024. Ia mendapat kekayaan ini sebagian besar dari bisnis manufakturnya.
Diketahui Lohia dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke tanah air di usia Lohia yang ke 22 tahun. Adapun, usianya kini adalah 72 tahun.
Saat usia Lohia 22 tahun, ia dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Lohia dan ayahnya mendirikan pabrik pertama Indorama di Kota Purwakarta, Jawa Barat. Pabrik yang didirikan pada tahun 1974 itu, mulanya memproduksi benang pintal kapas untuk tekstil. Selanjutnya pada tahun 1984, Lohia memperoleh kewarganegaraan Indonesia.
Indorama Synthetics yang dibangun Sri Prakash Lohia merupakan sedikit dari perusahaan tekstil terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Mulai beroperasi pada tahun 1975, Indorama Synthetic mulai produksi secara komersial di tahun 1976. Saat itu, Indorama mengawalinya dengan pabrik pemintalan kapas di Purwakarta.
Kemudian, perusahaan ini terus melebarkan sayapnya dengan memproduksi benang pintal. benang, dan kain filamen Poliester, hingga resin PET. Pada tahun 1990, Indorama Synthetics masuk ke dalam bursa efek. Mulai dari sana, perseroan menjadi eksportir bahan baku terbesar di Indonesia.Beberapa negara tujuan ekspor tersebut, seperti Amerika Utara, Australia, Asia, dan Timur Tengah.
Baca Juga: Sederet Pengusaha Sukses Lulusan ITB yang Menginspirasi, Intip Yuk!