7. Sung Pui Man - Ever Shine Tex

Pebisnis asal Taiwan, Sung Pui Man adalah pendiri Ever Shine Tex (ESTI). Perusahaan didirikan tanggal 11 Desember 1973 dengan nama PT Ever Shine Textile Industry dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1975. 

Sung Pui Man yang berusia 70 tahun ini adalah Warga Negara Indonesia. Ia lulus dari SMA di Hongkong International School pada tahun 1972. Sung Pui Man mewakili anggota keluarga Sung yang memiliki beberapa pabrik tekstil di wilayah Asia termasuk di Indonesia dan di Taiwan.

Hingga kini, Sung Pui Man sendiri menjabat sebagai Presiden Direktur di ESTI. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur anak perusahaan ESTI, yakni PT Primarajuli Sukses dan PT Indoyongtex Jaya, serta menjabat sebagai Presiden Direktur PT Cahaya Interkontinental yang merupakan pemegang saham utama perseroan.

Produk perusahaan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk pakaian jadi, perabot rumah tangga, dekorasi, tas, dan otomotif. 

Dikutip dari CNBC Indonesia, selain untuk pakaian, Ever Shine juga dikenal untuk menghasilkan kain yang digunakan dalam dekorasi rumah, furniture, tenda outdoor, kantong tidur, sarung jok mobil dan banyak lagi. Perusahaan tersebut juga terakreditasi dengan sertifikasi mutu termasuk dari Marks & Spencer, Gemex Trading, dan Oko-Tex standard 100 from TESTEX.

Setelah 40 tahun berdiri, ESTI sudah menjadi peruahaan Taiwan pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia, dan berhasil mengumpulkan pendapatan tahunan setara dengan Rp1 triliun.  

8. Nico Purnomo Po - Golden Flower

Nama Nico Purnomo Po ada di belakang PT Golden Flower Tbk, (POLU), sebuah perusahaan manufaktur garmen dan perusahaan pengekspor, yang didirikan pada 1980. Perusahaan ini berawal dari nenek Nico Po yang awalnya menjual kemeja yang dia jahit sendiri kepada teman-temannya di Semarang, Jawa Tengah. 

Bisnis tekstil tersebut dikembangkan melalui PT Golden Flower, yang masih ada hingga kini, bahkan memasok merek-merek ternama seperti Calvin Klein, Zara, dan Muji.   

Nico Po sendiri lahir di Semarang dan datang ke Singapura untuk mengenyam pendidikan, belajar komputasi di National University of Singapore (NUS). Dikutip dari swa.co.id, perkenalan Nico Purnomo Po dengan dunia bisnis dimulai saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ayahnya, Po Sun Kok, pendiri Pollux Properties Group, mengajak Nico ke pabrik untuk belajar ketika libur sekolah. Ketika itu, bisnis orang tuanya di bidang garmen. 

Dari situlah, ia dididik bagaimana menghadapi karyawan, bagaimana belajar teknik menjahit, juga bagaimana menghadapi pembeli dari luar negeri karena produk garmen perusahaan ayahnya itu juga diekspor.

Mengutip Bloomberg Billionaires Index, pada tahun 2018, kekayaan bersih Nico mencapai $3,6 miliar atau lebih dari Rp 50 triliun.Nico merupakan pemegang saham pengendali Pollux Properti, dengan kepemilikan saham sebesar 85 persen dari dua perusahaan holding yang diketuai ayahnya, Po Sun Kok. Nico juga memiliki 90 persen saham dalam bisnis properti keluarga yang diperdagangkan secara publik di Singapura, Pollux Properties Ltd.

Baca Juga: 6 Pengusaha Pemilik Jaringan Supermarket di Indonesia