Dalam dunia marketing yang terus berkembang, perempuan telah memainkan peran yang semakin signifikan dan inspiratif. Dari strategi pemasaran yang inovatif hingga kepemimpinan yang visioner, tokoh-tokoh perempuan ini tidak hanya berhasil memecahkan batasan-batasan gender, tetapi juga mengubah cara kita melihat dan memahami industri ini.
Mereka telah membuktikan bahwa keberagaman dalam tim pemasaran tidak hanya meningkatkan kreativitas, tetapi juga menghasilkan hasil yang lebih baik. Dengan pendekatan yang berfokus pada empati dan pemahaman konsumen, tokoh-tokoh perempuan ini telah menciptakan kampanye yang resonan dan relevan di berbagai segmen pasar.
Melihat hal itu, berikut deretan tokoh perempuan di bidang marketing yang telah Olenka rangkum dari berbagai sumber pada Senin (28/10/2024):
Fransiska P. W. H
Fransiska P. W. Hadiwidjana adalah seorang CEO muda yang dikenal sebagai pendiri platform e-commerce Prelo, yang berfokus pada jual-beli barang bekas bermerek. Lulusan Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2008, Fransiska telah menciptakan dampak signifikan di dunia startup Indonesia.
Prelo didirikan pada tahun 2015 sebagai platform yang memungkinkan pengguna untuk menjual dan membeli barang bekas dengan jaminan keaslian. Fokus utama Prelo adalah pada barang fashion dan kosmetika, tetapi kini juga mencakup gadget dan buku.
Baca Juga: Tokoh Perempuan Inspiratif dalam Bidang Pendidikan, Membangun Masa Depan Bangsa yang Cerah
Fransiska telah diakui secara luas atas kontribusinya dalam industri e-commerce. Ia masuk dalam daftar "30 Under 30 Asia" versi Forbes dalam kategori Retail dan E-Commerce, serta dinyatakan sebagai salah satu dari 10 Pengusaha Wanita Paling Inspiratif di Asia Tenggara.
Fransiska percaya bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk kebaikan masyarakat. Dalam wawancaranya, ia menekankan pentingnya kepercayaan diri bagi perempuan di bidang teknologi, mengingat hanya ada sedikit perempuan di jurusan teknik saat ia kuliah. Ia mendorong generasi muda, terutama perempuan, untuk mengejar impian mereka tanpa batasan.
Melia Winata
Selanjutnya, Melia Winata beliau pendiri sekaligus CEO Du Anyam, sebuah perusahaan sosial yang berfokus pada pemberdayaan perempuan melalui kerajinan anyaman. Du Anyam didirikan pada tahun 2014 bersama dua sahabatnya, Azalea Ayuningtyas dan Hanna Keraf, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan di daerah pedesaan Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: 8 Tokoh Perempuan yang Harumkan Industri Media
Du Anyam juga mengusung misi untuk kemajuan peran perempuan, di antaranya:
- Memberdayakan Perempuan: Fokus utama Du Anyam adalah memberdayakan perempuan dengan memberikan pelatihan keterampilan menganyam dan akses ke pasar.
- Meningkatkan Kesejahteraan: Dengan memberikan peluang kerja, Du Anyam membantu perempuan untuk menghasilkan pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk kebutuhan keluarga, pendidikan anak, dan kesehatan.
- Mempromosikan Budaya Lokal: Produk yang dihasilkan oleh Du Anyam tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan tetapi juga melestarikan kearifan lokal dan budaya Indonesia.
Sejak didirikan, Du Anyam telah memberdayakan lebih dari 1.600 perempuan dari lebih dari 54 desa di Indonesia. Melia dan timnya berkomitmen untuk memberikan pelatihan secara berkala, tidak hanya dalam keterampilan menganyam tetapi juga dalam pengembangan soft skills seperti komunikasi dan literasi keuangan.
Melia Winata adalah contoh nyata dari seorang wirausahawan sosial yang berhasil memadukan bisnis dengan misi kemanusiaan, menjadikan Du Anyam sebagai platform yang memberdayakan perempuan sekaligus melestarikan budaya Indonesia.
Diajeng Lestari
Ketiga, ada Diajeng Lestari pendiri dan CEO dari HijUp, sebuah platform e-commerce yang fokus pada fashion Muslim. Dikenal sebagai pelopor dalam industri modest fashion di Indonesia.
Diajeng mendirikan HijUp pada tahun 2011 bersama suaminya, Achmad Zaky, yang juga seorang pengusaha sukses. Pada awalnya, HijUp hanya dikelola oleh Diajeng dan suaminya, dengan Diajeng merangkap berbagai peran mulai dari direktur hingga administrasi. Dalam waktu singkat, HijUp berkembang menjadi salah satu platform e-commerce terbesar untuk fashion Muslim di Indonesia, menawarkan produk dari berbagai desainer lokal.
Baca Juga: 11 Tokoh Perempuan Inspiratif Asal ‘Kota Anging Mammiri’ Makassar
HijUp berhasil menarik perhatian pasar global dengan mengirimkan produknya ke lebih dari 50 negara. Diajeng berkomitmen untuk menjembatani desainer lokal dengan konsumen baik di dalam maupun luar negeri.
Diajeng percaya bahwa kejujuran dan mimpi adalah kunci sukses dalam berwirausaha. Ia mendorong para calon pengusaha untuk mengikuti passion mereka dan berani mengambil risiko. Dalam pandangannya, setiap tantangan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Diajeng Lestari tidak hanya berhasil menciptakan platform yang sukses tetapi juga memberdayakan perempuan melalui fashion yang sesuai dengan nilai-nilai agama mereka. Dengan visi yang jelas dan dedikasi yang tinggi, ia telah mengubah tantangan menjadi peluang, menjadikan HijUp sebagai salah satu nama terkemuka dalam industri modest fashion global.
Mesty A. J.
Mesty Ariotedjo adalah pendiri dan CEO WeCare.id, sebuah platform crowdfunding kesehatan yang bertujuan untuk membantu pasien dengan keterbatasan finansial di Indonesia.
Pada tahun 2015, Mesty mendirikan WeCare.id bersama rekannya Gigih Rezki Septianto. Platform ini dirancang untuk mengumpulkan dana bagi pasien yang tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan yang layak, terutama mereka yang tinggal di daerah sulit.
Mesty terinspirasi oleh ibunya yang selalu membantu orang lain, dan ia percaya bahwa membantu masyarakat adalah sumber kebahagiaan tersendiri. Melalui WeCare.id, Mesty berkomitmen untuk memberikan hak akses kesehatan yang setara bagi semua orang, terutama mereka yang berada dalam kondisi sulit.
Baca Juga: 8 Daftar Tokoh Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia, Hebat dan Menginspirasi!
Selain itu, Mesty telah menerima sejumlah penghargaan atas kontribusinya dalam bidang kesehatan dan kewirausahaan sosial. Ia terdaftar dalam Forbes 30 Under 30 Asia pada tahun 2016 dalam kategori Healthcare & Science, serta menerima penghargaan Best Social Start-up Idea dari Asia Social Innovation Award.
Mesty terinspirasi oleh ibunya yang selalu membantu orang lain, dan ia percaya bahwa membantu masyarakat adalah sumber kebahagiaan tersendiri. Melalui WeCare.id, Mesty berkomitmen untuk memberikan hak akses kesehatan yang setara bagi semua orang, terutama mereka yang berada dalam kondisi sulit
Leonika Sari
Leonika Sari Njoto Boedioetomo adalah seorang entrepreneur dan CEO dari Reblood, sebuah perusahaan start-up yang berfokus pada peningkatan akses dan kesadaran donor darah di Indonesia.
Motivasi Leonika untuk mendirikan Reblood berasal dari pengalaman pribadinya. Saat kuliah, ia sering menerima pesan-pesan broadcast yang membutuhkan donor darah, sehingga ia sadar betapa besar kekurangan donor darah di Indonesia. Pada tahun 2013, kekurangan darah mencapai 2,4 juta kantong, dan hal ini makin memicu niatnya untuk melakukan sesuatu.
Setelah mengikuti Global Entrepreneurship Bootcamp di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 2014, Leonika memutuskan untuk menerapkan ide-ide yang dia temukan di sana. Ia mulai mengembangkan aplikasi donor darah bernama Reblood pada bulan Mei tahun 2015.
Baca Juga: 5 Tokoh Perempuan Inspiratif Asal Sumatra Barat
Reblood bukan hanya sekadar platform untuk menghubungkan donator dengan pasien; ia juga fokus pada edukasi dan persiapan mental-fisik para donatur. Hasilnya, persentase pendonor yang tidak ditolak naik sebesar 50% karena informasi yang diberikan melalui aplikasi Reblood.
Leonika percaya bahwa darah bukan hanya simbol hidup manusia; ia juga merupakan "data raksasa" yang penting untuk diolah demi deteksi dini dan pencegahan penyakit kronis. Lewat Reblood, visi Leo adalah meningkatkan stok darah secara berkelanjutan agar menjadi habit bagi masyarakat, sehingga "stok darah" tak pernah habis.
Susan Wojcicki
Terakhir Susan Wojcicki beliau seorang eksekutif teknologi yang dikenal sebagai CEO YouTube dari 2014 hingga 2023. Lahir pada 5 Juli 1968, di Santa Clara County, California, ia merupakan salah satu wanita paling berpengaruh dalam industri teknologi dan memiliki peran penting dalam perkembangan YouTube dan Google.
Susan Wojcicki bergabung dengan Google pada tahun 1999 sebagai karyawan ke-16. Ia memulai karirnya sebagai manajer pemasaran pertama Google dan kemudian memimpin berbagai inisiatif penting, termasuk pengembangan produk iklan seperti AdSense. Pada tahun 2006, ia merekomendasikan akuisisi YouTube oleh Google seharga $1,65 miliar, yang kemudian disetujui.
Baca Juga: 7 Perempuan Berprestasi Indonesia yang Berkecimpung di Dunia Teknologi
Pada Februari 2014, Wojcicki diangkat sebagai CEO YouTube. Di bawah kepemimpinannya, platform ini mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai lebih dari 2 miliar pengguna terdaftar per bulan dan menyaksikan penonton menghabiskan satu miliar jam konten setiap harinya. Wojcicki juga memperkenalkan berbagai fitur monetisasi untuk kreator konten, termasuk YouTube Premium dan YouTube Shorts.
Selama masa jabatannya, Wojcicki fokus pada pengembangan konten edukatif melalui inisiatif seperti YouTube Learning. Ia juga memperketat kebijakan terkait konten yang dianggap melanggar pedoman komunitas, termasuk kebijakan terhadap ujaran kebencian dan ekstremisme.
Dalam perjalanan yang penuh inspirasi, tokoh-tokoh perempuan di bidang marketing telah menunjukkan bahwa keberanian dan inovasi dapat mengubah lanskap industri.