Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengaku pihaknya ikut terimbas serangan siber yang menyasar server Pusat Data Nasional (PDN) beberapa waktu lalu.
Akibat serangan itu 5,3 juta data para Pekerja Migran Indonesia (PMI) lenyap. Beruntung, kata Benny, BP2MI punya backup data sehingga data-data para pekerja migran yang tersebar di berbagai negara tidak benar-benar hilang.
Baca Juga: Sumbangan Devisa Pekerja Migran Naik 42,2 Persen, PB2MI: Mereka Tidak Foya-foya di Negara Orang
"Serangan itu dialami juga berdampak kepada BP2MI. Untungnya, BP2MI memiliki backup," katanya usai melepas 99 PMI ke Korea Selatan, Minggu (30/6/2024).
Benny mengatakan, BP2MI selalu berhati-hati terhadap data para pekerja migran. Untuk itu, pihaknya melakukan inisiatif untuk mencadangkan data demi mengantisipasi serangan cyber.
"Jadi backup itu tidak hanya satu, tapi ada dua backup yang selama ini dilakukan oleh BP2MI. Nah, satu backup ini yang korban, jadi yang sudah hilang. Tapi untung kita masih punya backup yang satu lagi," jelasnya,
Benny mengatakan, apabila data para pekerja migran hilang maka negara bakal kewalahan melacak keberadaan mereka, sebab data-data tersebut menyimpan informasi detail seperti nama dan asal PMI, negara penempatan PMI, tanggal keberangkatan dan tanggal kepulangan PMI hingga data mengenai pekerjaan apa saja yang digeluti para PMI hingga titik koordinat tempat tinggal PMI.
Ia mengatakan, apabila data-data ini benar-benar hilang maka negara jelas tidak bisa lagi mengetahui keberadaan warga negara Indonesia khususnya PMI yang berada di luar negeri.
"Data 5.030.000 pekerja migran. Siapa mereka? Berasal dari mana? Sekarang sedang ada di negara apa? Apa pekerjaan mereka? Gajinya berapa? Sedang bekerja di perusahaan apa? Kapan dia berangkat? Kapan dia harus berakhir kontrak? Itu semua ada dalam sistem kita, bahkan titik koordinat dia tinggal," paparnya.
Baca Juga: Zulhas: Nggak Betul Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Tiket Pilkada Jakarta 2024
"Anda bisa bayangkan kalau serangan hacker itu berdampak, atau serangan siber itu berdampak pada hilangnya keseluruhan data 5.030.000 pekerja migran," ucapnya.
Benny berharap serangan siber seperti ini tidak terulang di kemudian hari, sebab akibatnya sangat fatal. Dia berharap sistem keamanan PDN diperketat lagi untuk meminimalkan serang-serangan tak bertanggung jawab itu.
"Mudah-mudahan serangan ini tidak juga berlanjut ke backup yang kedua," pungkasnya.