Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyebut sumbangan devisa dari para Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk negara mengalami kenaikan signifikan. Tak tanggung-tanggung, kenaikan sumbangan devisa itu mencapai 42,2 Persen terhitung sejak tahun 2019.

Benny mengatakan, data itu telah resmi dirilis oleh Bank Indonesia. Dengan data resmi tersebut, maka PMI menjadi salah satu punyumbang devisa terbesar untuk negara. Julukan Pahlawan Devisa pantas mereka sandang, itu tidak berlebihan.

Baca Juga: Pekerja Migran Sumbang Rp227 Triliun ke Kas Negara Setiap Tahun dan Bantu Pemerintah Kurangi Pengangguran

"Ada kabar baik dari Bank Indonesia, ternyata yang selama ini saya sampaikan bahwa sumbangan devisa PMI itu Rp159,6 triliun memang di tahun-tahun sebelumnya seperti itu di 2023 terjadi kenaikan. Itu dirilis langsung oleh Bank Indonesia. Sumbangan divisa PMI itu Rp227 triliun kepada negara Indonesia. Kenaikannya 42,2 persen," kata Benny di sela-sela pelepasan 99 PMI ke Korea Selatan, Minggu (30/6/2024). 

Sebagai gambaran, pada tahun 2019 sumbangan devisa dari PMI yang masuk ke kas negara sebesar Rp159,6 triliun. Jumlah kemudian menurun pada tiga tahun berikutnya, di 2020 sumbangan devisa PMI sebesar Rp130,4 triliun, lalu pada 2021 sebesar Rp127,4 triliun kemudian pada 2022 menjadi 135,9 triliun.

Namun pada tahun 2023 kenaikan jumlah devisa sangat signifikan yakni sebesar Rp227 triliun. Ini menjadi jumlah terbanyak sejak 2019.  

Benny mengatakan, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi kenaikan sumbangan devisa tersebut, salah satunya adalah kesadaran menabung dari para PMI. 

Di mana tabungan tersebut kemudian di kirim ke Indonesia dan dibelanjakan, misalnya dengan membuka tempat usaha, atau untuk belanja keperluan sehari-hari atau untuk biaya pendidikan. Uang dari luar negeri itu kemudian berputar dan membantu menggerakkan perekonomian di tempat asal para PMI.

"Kesadaran menabung, kesadaran untuk mengirim uang ke Indonesia, ke keluarganya itu semakin tinggi. Jadi pekerja kita tidak konsumtif dan menghabiskan uang di luar negeri. Itu positif bagi negara kita," ucap Benny.

Baca Juga: Jokowi Restui Revisi UU Kementerian Negara

"Nah semakin positif tren di mana kesadaran untuk menabung, kesadaran untuk mengirim uang ke keluarga. Itu otomatis kesadaran untuk perputaran ekonomi di kampung masing-masing itu bergerak, jadi negara ini cukup terbantu karena perputaran roda ekonomi di setiap kampung di mana PMI berasal," tambahnya.