3. Kurang tidur
Mengurangi waktu tidur untuk memenuhi tenggat waktu kerja atau komitmen sosial adalah hal yang lumrah. Kurang tidur kronis dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Tidur berperan penting dalam mengatur metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin. Ketika kita kurang tidur, kemampuan tubuh kita untuk memproses glukosa terganggu, sehingga menyebabkan kadar gula darah menjadi lebih tinggi.
Sebuah studi di “Diabetes Car menemukan bahwa individu yang secara konsisten tidur kurang dari enam jam per malam mempunyai risiko lebih tinggi terkena diabetes. Studi tersebut menjelaskan bahwa kurang tidur mengganggu ritme sirkadian, yang memengaruhi cara tubuh memproses glukosa dan memproduksi insulin. Memastikan pola tidur teratur dan istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan kadar gula darah dan mengurangi risiko diabetes.
Kurang tidur juga secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena demensia. Tidur memainkan peran penting dalam membersihkan neurotoksin seperti beta-amiloid dari otak, yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Kurang tidur kronis mengganggu proses pembersihan, menyebabkan penumpukan plak amiloid yang mengganggu fungsi kognitif.
4. Penggunaan obat pereda nyeri secara berlebihan
Banyak orang menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen atau aspirin untuk meredakan sakit kepala atau nyeri ringan dengan cepat. Meskipun obat-obatan ini efektif dalam jangka pendek, penggunaannya yang sering dapat menyebabkan masalah pencernaan yang serius, termasuk sakit maag.
Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) dapat mengiritasi lapisan lambung dan mengurangi produksi lendir pelindung, sehingga membuat lambung lebih rentan terhadap tukak dan pendarahan.
Penelitian dari British Medical Journal menyoroti bahwa individu yang rutin menggunakan NSAID berisiko lebih tinggi terkena tukak lambung dan pendarahan gastrointestinal. Studi ini merekomendasikan penggunaan obat-obatan ini dengan hemat dan selalu di bawah bimbingan profesional kesehatan untuk meminimalkan potensi risiko.
5. Mengabaikan kesehatan mulut
Mengabaikan kebersihan mulut mungkin tampak tidak berhubungan dengan penyakit serius, namun kesehatan mulut yang buruk dapat menimbulkan konsekuensi yang luas, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung. Bakteri dari radang gusi dan penyakit periodontal dapat memasuki aliran darah dan berkontribusi terhadap pembentukan plak arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "Journal of American Heart Association" menemukan korelasi yang signifikan antara penyakit periodontal dan penyakit kardiovaskular.
Para peneliti menemukan bahwa individu dengan kesehatan mulut yang buruk lebih mungkin menderita penyakit jantung akibat peradangan sistemik yang disebabkan oleh bakteri mulut. Mereka merekomendasikan untuk menjaga kebersihan mulut yang baik, seperti menyikat gigi secara teratur, flossing, dan pemeriksaan gigi, untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Tidak Boleh Minum Jus saat Perut Kosong, Awas Bisa Picu Penyakit Ini!