Growthmates, sangat sulit dan sensitif menghadapi orang yang tidak pernah mengembalikan uang yang dipinjam atau barang yang dipinjamkan.
Namun, baik itu teman, anggota keluarga, atau kolega, menghadapi masalah seperti itu sering kali memerlukan pertimbangan yang cermat antara bersikap tegas dan berempati dalam menjaga hubungan tersebut sambil mencoba mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi hak kita.
Namun, harapan yang tidak terpenuhi dapat menjadi hal yang membuat frustrasi yang berujung pada ketegangan dalam komunikasi dan kemungkinan konflik. Oleh karena itu, sangat penting untuk menangani kasus seperti itu dengan strategi yang jelas.
Langkah awal dapat melibatkan komunikasi yang terbuka dan jujur, dengan mengingatkan peminjam tentang komitmen mereka dengan cara yang sopan dan tegas. Penting untuk memahami alasan di balik keterlambatan mereka dan menilai situasi mereka sebelum meningkatkan masalah.
Kesabaran dan pengertian dapat membuka jalan bagi solusi positif tanpa memperburuk keadaan. Bahkan jika orang tersebut tidak setuju untuk mengembalikan apa yang menjadi milikmu, berikut adalah beberapa cara untuk menghadapi orang tersebut dan mendapatkan kembali uang maupun barang-barangmu dengan sopan
1. Berkomunikasi dengan jelas
Awali dengan komunikasi langsung dan tepat dengan orang yang berutang uang atau barang kepadamu. Bicaralah dengan tenang kepada mereka secara langsung atau melalui telepon atau bahkan melalui pesan untuk mengingatkan orang tersebut tentang pinjaman tersebut.
Sering kali, orang tersebut lupa, jadi pengingat mungkin sudah cukup. Nyatakan dengan jelas jumlah uang yang dipinjam atau barang apa yang dipinjam dan kapan dipinjamkan, dan tunjukkan harapanmu tentang kapan akan menerimanya kembali.
Bersikaplah diplomatis dalam berkomunikasi agar tidak menimbulkan ketegangan atau konflik yang tidak perlu.Jika tidak, hal itu akan memberi orang lain kesempatan untuk mendengarkanmu dan menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan masalah secara damai.
Baca Juga: 3 Tips Biar Makin Pede Ngomong di Depan Publik, Coba Terapkan Yuk!
2. Tetapkan tenggat waktu
Jika peminjam tidak mengingatkan kamu dan meminta tanggal pembayaran, maka kamu dapat memberi mereka tanggal tertentu untuk mengembalikan uang atau barangmu.
Beri tahu peminjam dengan sopan mengapa kamu membutuhkannya kembali pada tanggal tertentu. Memberikan tanggal tertentu akan memberi peminjam target untuk dikerjakan, yang akan membantu dalam menentukan prioritas tentang pembayaran kembali atau pengembalian barang-barangmu kepada mereka.
Bersikaplah tegas tetapi pengertian dan akui setiap kesulitan potensial yang mungkin mereka hadapi. Batas waktu dapat menyoroti urgensi dan keseriusan yang terikat waktu tentang masalah tersebut, menciptakan dorongan dalam diri orang tersebut untuk menyelesaikan kewajiban dengan segera.
3. Tawarkan rencana pembayaran
Jika peminjam tidak dapat membayar jumlah penuh sekaligus, kamu dapat mengusulkan jadwal pembayaran. Bagi seluruh jumlah menjadi potongan-potongan pembayaran kecil selama jangka waktu yang kamu pilih dan sepakati bersama.
Ini adalah tanda kesediaan untuk bersikap fleksibel, tetapi harapan pembayaran tersebut ditetapkan dengan jelas. Dengan memberi kamu rencana terstruktur, peluang untuk mendapatkan kembali uang dengan cara yang teratur menjadi sangat mungkin.
4. Buat surat kontrak
Untuk sejumlah besar uang atau aset berharga, kamu harus mempertimbangkan untuk membuatnya secara tertulis. Buat kontrak yang sangat mendasar yang merinci pinjaman, jumlahnya, ketentuan pembayaran kembali, dan denda yang akan diterima jika ia melewatkan tenggat waktu.
Kamu berdua harus menandatangani kontrak untuk menegaskan persetujuan. Memiliki selembar kertas adalah pengingat yang lebih baik dan juga akan mendorong peminjam untuk lebih bertanggung jawab.
Ini memberikan perlindungan hukum jika diperlukan untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Langkah prosedur ini formal, yang berarti bahwa kewajiban itu serius dan pembayaran kembali sangat penting.
5. Cari mediasi
Jika komunikasi langsung dan tenggat waktu gagal membuahkan hasil, pertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga yang netral untuk memediasi situasi tersebut. Seorang mediator bisa jadi adalah teman bersama, anggota keluarga, atau profesional yang dapat memfasilitasi diskusi yang adil antara kedua belah pihak.
Mediasi membantu mengatasi masalah mendasar, kesalahpahaman, atau keraguan yang mungkin dimiliki peminjam. Perspektif objektif mediator dapat mendorong penyelesaian dan memperkuat pentingnya memenuhi kewajiban. Langkah ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara damai tanpa meningkat ke tindakan hukum, menjaga hubungan sambil memastikan pembayaran kembali.
Baca Juga: 4 Tips Agar Tampil Menonjol untuk Mendapatkan Promosi Jabatan