Kartu kredit kerap disebut sebagai "kartu sakti" dalam alat pembayaran karena kemudahan yang mereka tawarkan. Namun, kartu kredit juga bisa menjadi kartu perusak cash flow apabila kamu tidak memperhitungkan penggunaannya secara matang, sebelum mengajukan kartu kredit.
Direktur Utama Honest Financial Technologies, Dharu Estiningrum, berbagi pandangan tentang bagaimana masyarakat sebaiknya mempersiapkan diri sebelum mengajukan kartu kredit. Menurutnya, ada tiga aspek penting yang perlu ditinjau agar penggunaan kartu kredit dapat memberikan manfaat maksimal dan tidak menjadi beban finansial di kemudian hari.
Kepada Olenka, Dharu membeberkan tiga aspek penting tersebut, di antaranya:
1. Pahami Kebutuhan dan Kemampuan Diri
Langkah pertama adalah melakukan evaluasi terhadap kebutuhan dan kemampuan pribadi. Dharu mengingatkan pentingnya memahami tujuan penggunaan kartu kredit. Ia menekankan bahwa setiap orang perlu menganalisis pengeluaran dan pemasukan bulanan untuk menentukan apakah kartu kredit benar-benar dibutuhkan.
Baca Juga: Berkenalan dengan Honest Card, Kartu Kredit Pintar yang Bantu Pelanggan Bijak Kelola Keuangan
“Kembali kepada diri kita sendiri, kebutuhannya itu apa? Kemampuannya seberapa? Perencanaan ke depannya itu bagaimana?” ujar Dharu.
Kartu kredit dapat menjadi alat bantu keuangan, seperti untuk kebutuhan mendesak yang besar atau untuk membantu pengelolaan keuangan sehari-hari. Dharu juga menyebutkan alat ini bisa digunakan untuk menjaga disiplin dan mengontrol pengeluaran.
2. Pilih Penyedia yang Sesuai Kebutuhan
Setelah memahami kebutuhan pribadi, langkah berikutnya adalah memilih penyedia kartu kredit yang tepat. Dharu menggarisbawahi pentingnya menilai apakah penyedia tersebut mendukung pengelolaan keuangan yang sehat.
“Penyedia yang baik adalah yang memberikan alat bantu untuk membantu disiplin, bukan yang mendorong kita untuk lebih memuaskan keinginan daripada kebutuhan,” jelas Dharu.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan untuk menghindari penyedia yang menambahkan insentif tanpa memperhatikan dampak jangka panjang terhadap konsumen.
Baca Juga: Langkah Finansial Cerdas bagi Generasi Sandwich
3. Sadar Akan Konsekuensi
Hal terakhir yang tidak kalah penting adalah memahami konsekuensi penggunaan kartu kredit. Dharu menekankan pentingnya transparansi dalam mengetahui biaya-biaya tambahan, seperti bunga atau biaya administrasi, agar tidak muncul kejutan yang tidak diinginkan.
“Transparan itu sangat penting. Jangan sampai tiba-tiba ada tagihan atau biaya yang tidak kita ketahui sebelumnya,” katanya.
Wanita berkacamata itu mengibaratkan penggunaan kartu kredit seperti menjaga pola makan, di mana kesadaran akan konsekuensi membantu kita untuk bijak dalam bertindak. Selain itu, Dharu juga mendorong masyarakat untuk memilih penyedia keuangan yang memperhatikan konsumen dengan pendekatan seperti seorang pelatih (coach).
Baca Juga: Inklusi Akses Keuangan Wujudkan Kesejahteraan Petani Swadaya
“Penyedia yang baik tidak hanya memberikan reward, tetapi juga menantang kita untuk terus berdisiplin dan lebih baik setiap waktu,” tutupnya.
Dengan memahami kebutuhan dan kemampuan pribadi, memilih penyedia yang mendukung pengelolaan keuangan sehat, serta menyadari konsekuensi dari setiap keputusan keuangan, masyarakat dapat menggunakan kartu kredit sebagai alat yang efektif. Dharu Estiningrum mengingatkan, disiplin dan kesadaran adalah kunci utama dalam mengelola kartu kredit secara bijak.