8. Carlos Slim

Carlos Slim memiliki kekayaan sebesar USD83,2, dan dia menyumbangkan sebagian kekayaannya sebesar USD 4 miliar kepada organisasi filantropinya yang eponim, Carlos Slim Foundation. 

Kekayaannya bersumber dari perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Latin, yakni America Movil. Dia juga memiliki perusahaan holding bernilai miliaran dolar di Meksiko bernama Grupo Carso.

9. Masayoshi Son

Pendiri dan CEO SoftBank ini diketahui memiliki badan amal atau yayasan bernama Masason Foundation, yang bertujuan untuk mendukung mereka yang akan menciptakan masa depan.

Masayoshi Son sendiri telah menyumbangkan sekitar USD120 juta untuk mendukung para korban gempa dan tsunami Jepang 2011 yang mengakibatkan lebih dari 15.000 orang meninggal dunia. SoftBank menyumbangkan tambahan sebesar USD12,5 juta, dan Son berjanji untuk menyumbangkan gaji tahunannya kepada para korban sampai dia pensiun. 

10. Michael dan Susan Dell

Pendiri perusahaan teknologi Dell, yakni Michael Dell beserta istri, Susan juga dikenal rajin berdonasi. Mereka juga memiliki badan amal sendiri bernama Michael and Susan Dell Foundation, sebuah lembaga yang membantu anak kecil yang terjerat kemiskinan. 

Tahun 2016, Dell menyisihkan USD 36 miliar untuk membangun kembali Kota Houston di Texas, AS yang hancur akibat Badai Harvey.

11. Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi 

Miliarder asal Arab Saudi bernama Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi mendirikan yayasan badan amalnya yang bernama Al-Rajihi. Salah satu proyek amalnya yang paling menonjol adalah ia menanam gandum di lahan seluas 8.000 hektar di Sudan utara, yang merupakan proyek terbesar di Afrika, demi mengabdikan keuntungannya kepada Alla Azza wa Jalla.

Yayasan amalnya juga membangun beberapa proyek di Afrika dan Asia, menggali ribuan sumur di sana, membangun sekolah, rumah sakit, kompleks perumahan, dan membangun jalan. 

Dia dianggap sebagai salah satu kontributor terbesar kegiatan amal di benua Afrika. World Records mencatat Al-Rajhi Farm sebagai pendonor amal terbesar di dunia, yang mengelolah pohon kurma sebanyak 200 ribu pohon

12. George Soros

Investor dan filantropis, George Soros, mendirikan Yayasan Open Society pada tahun 1984, untuk membantu negara-negara melakukan transisi dari komunisme.  Yayasan Open Society berupaya membangun demokrasi yang dinamis dan toleran yang pemerintahannya bertanggung jawab kepada warga negaranya. 

Di tingkat lokal, Yayasan Open Society menerapkan berbagai inisiatif untuk memajukan keadilan, pendidikan, kesehatan publik, dan media independen. 

13. Larry Ellison

Pendiri Oracle yang juga salah satu orang terkaya di dunia diketahui memiliki yayasan amal bernama Lawrence Ellison Foundation. Yayasan ini mendukung penelitian biomedis dasar tentang penuaan yang relevan dengan pemahaman proses perkembangan rentang hidup dan penyakit serta disabilitas yang berkaitan dengan usia. 

Ellison juga tercatat menjadi salah satu miliarder dalam daftar yang telah menandatangani "Giving Pledge" yang meminta mereka yang setuju dan berjanji menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka untuk amal baik ketika masih hidup atau dalam kehendak mereka.

Melalui Lawrence Ellison Foundation pula, dia menyumbangkan jutaan dari kekayaannya untuk tujuan pendidikan dan perawatan kesehatan. Namun, pada tahun 2020. Ellison tercatat sudah membubarkan yayasan filantropinya tersebut.

Baca Juga: Ini Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Per Oktober 2024, Siapa yang Paling Tajir?

14. Margaret Anne Cargil

Margaret Anne Cargill jadi salah satu dari delapan ahli waris konglomerat perdagangan biji-bijian Cargill yang berpusat di Minneapolis. Pada tahun 2005, majalah Forbes mencantumkan Margaret Anne Cargill sebagai orang Amerika terkaya ke-164, dengan kekayaan bersih sebesar USD1,8 miliar. 

Ia pun mendirikan Anne Ray Charitable Trust yang menyediakan hibah untuk program amal dan pendidikan  serta beasiswa. Ia pun diketahui sebagai pendiri yayasan Margaret A. Cargill Philanthropies. Yayasan milik Cargill ini memberikan dukungan kepada sejumlah organisasi nirlaba yang berfokus meminimalkan kesenjangan bagi anak-anak yang berpenghasilan rendah.

Aset gabungan (Margaret A. Cargill Foundation dan Anne Ray Foundation) menempatkan yayasan tersebut di antara sepuluh yayasan teratas di Amerika Serikat dengan aset lebih dari USD9,2 miliar.

15. Keluarga Rockefeller 

Rockefeller Foundation didirikan pada tahun 1913 sebagai wahana filantropi utama untuk amal oleh miliarder Standard Oil John D. Rockefeller, Sr. 

Yayasan ini telah memiliki jangkauan internasional sejak tahun 1930-an dan memiliki pengaruh besar terhadap organisasi non-pemerintah global. Bersama-sama, Frederick T. Gates dan putra tunggal Rockefeller, John D. Rockefeller, Jr. bekerja sama dengan Rockefeller untuk mendorong evolusi filantropi berskala besar. Mereka mengubah amal pribadi menjadi perusahaan yang terorganisasi dan bersifat kelembagaan yang dimodelkan berdasarkan praktik bisnis perusahaan. 

16. David dan Lucile Packard

David dan Lucile Packard adalah filantropis jauh sebelum mereka membantu mengubah toko elektronik kecil di garasi mereka menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia saat ini, Hewlett-Packard. 

Mereka meresmikan hasrat mereka untuk filantropi pada tahun 1964 dengan mendirikan Yayasan David dan Lucile Packard.  Anak-anak dan cucu David dan Lucile telah mengambil peran aktif dalam pekerjaan Yayasan, bersama dengan wali amanat umum dan staf profesional, dan melanjutkan pekerjaan penting yang dimulai oleh David dan Lucile.

Beasiswa Packard merupakan salah satu prioritas pendanaan Yayasan David dan Lucile Packard, yang didirikan oleh pasangan tersebut pada tahun 1964. Melalui yayasan mereka, ia dan istrinya mendukung sejumlah kegiatan filantropis, dengan penekanan pada penelitian berbasis universitas, kesehatan anak-anak, sains, dan lingkungan. Sejak didirikan, Yayasan Packard telah memberikan hampir USD500 juta untuk mendukung 695 penerima beasiswa dari 54 universitas.

Baca Juga: Bergelar Wanita Terkaya di Dunia Versi Forbes, Ini Sosok dan Kiprah Pewaris Walmart Alice Walton