17. John Donald MacArthur
John Donald MacArthur pernah menjadi masuk daftar orang terkaya di Amerika, dan merupakan pemilik tunggal perusahaan asuransi swasta terbesar di negara itu. Ia pun diketahui mendirikan John D. dan Catherine T. MacArthur Foundation, salah satu yayasan pemberi hibah terbesar di Amerika Serikat, yang dikenal luas karena program Beasiswa MacArthur, yang memberikan hibah kepada individu kreatif di bidang apa pun.
Selain program beasiswa, John D. dan Catherine T. MacArthur Foundation memberikan Program Pengembangan Manusia dan Komunitas, Program Keamanan dan Keberlanjutan Global, dan Program Umum.
Melalui program-program ini, yayasan mendanai penelitian, pendidikan, dan pengembangan kebijakan tentang topik-topik seperti efisiensi energi AS, reformasi sekolah umum , pengurangan senjata, keanekaragaman hayati, dan pengembangan pemuda.
18. Will Keith Kellogg
Raja sereal, Will Keith Kellogg, diketahui mendirikan yayasan WK Kellogg yang sampai saat ini dikenal sebagai salah satu yayasan swasta terbesar di dunia dengan total hibah lebih dari USD300 juta pada tahun 2016.
Program internasionalnya meliputi kesehatan, sistem pangan dan pembangunan pedesaan; pemuda dan pendidikan; serta filantropi dan kesukarelaan. Kellogg menyumbangkan lebih dari $66 juta kepada yayasan tersebut dari penghasilannya. Yayasan WK Kellogg juga memiliki cakupan yang lebih luas daripada yayasan publik, dengan program yang menjangkau masyarakat nasional dan internasional.
19. Ingvar Kamprad
Yayasan Stichting INGKA didirikan oleh Ingvar Kamprad yang juga merupakan pendiri IKEA. Kamprad mendirikan yayasan ini bersama pengacara perusahaannya yaitu Linnea Walsh.
Berdiri sejak tahun 1982, total kekayaan yayasan ini adalah sebesar USD36 miliar yang digunakan untuk mempromosikan dan mendukung inovasi di bidang desain arsitektur dan interior. Namun belakangan, Sticting INGKA mulai menargetkan anak-anak di Negara berkembang dalam menyalurkan bantuannya.
Baca Juga: Bergelar Wanita Terkaya di Dunia Versi Forbes, Ini Sosok dan Kiprah Pewaris Walmart Alice Walton
20. Howard Hughes
Yayasan Howard Hughes berdiri pada tahun 1953 atas inisiatif dari pengusaha Amerika, Howard Hughes. Howard Hughes Medical Institute bergerak di bidang penelitian biologi dan medis di Amerika Serikat.
Yayasan yang berbasis di Maryland, AS ini telah menghabiskan dana USD1 juta per investigator per tahun dan sekitar 4 825 juta dalam penelitian biomedis. Sementara itu, total kekayaan bersih dari yayasan ini adalah sebesar USD22,6 miliar, yang menjadikannya sebagai organisasi filantropi terbesar kedua di Amerika Serikat.
21. Keluarga Ford
Pada tahun 1936, Edsel Ford, putra Henry, pendiri Ford Motor Company, mendirikan Yayasan Ford dengan sumbangan awal sebesar USD25.000. Setelah Edsel dan Henry meninggal pada pertengahan tahun 1940-an, warisan mereka mengubah yayasan tersebut menjadi lembaga filantropi terbesar di dunia.
Komite Studi Gaither yang beranggotakan tujuh orang merekomendasikan Yayasan Ford menjadi lembaga filantropi internasional yang didedikasikan untuk memajukan kesejahteraan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan promosi nilai-nilai demokrasi, perdamaian, dan kesempatan pendidikan.
22. Andrian Cheng
Wakil ketua eksekutif dan CEO pengembang properti New World Development, Andrian Cheng, mendirikan WEMP Foundation pada tahun 2021. Organisasi tersebut didedikasikan untuk menyembuhkan kesehatan mental anak-anak kurang mampu. Lebih dari 16.000 anak telah dibantu sejauh ini.
WEMP (Wellbeing, Emotional Intelligence, Mental Health and Parenting) seminar dan lokakarya yang bertujuan untuk membantu anak-anak mengekspresikan perasaan mereka lebih baik serta mengajarkan kemampuan mengasuh anak dengan baik kepada orang tua.
23. Robert Budi dan Michael Bambang Hartono
Sebagai orang terkaya se-Indonesia versi Forbes, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono ini kerap disebut the real crazy rich Indonesia. Per October 2024 ini saja, duo kakak beradik ini pun tetap kokoh menempati urutan ke-2 dan ke-3 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan masing-masing kekayaan sebesar USD27,8 dan USD26,7dari bisnis perbankan dan tembakau.
Karenanya tidak heran nama yayasan mereka yaitu Djarum Foundation yang didirikan sejak April 1986. Yayasan ini tidak hanya terfokus pada pembinaan atlet bulutangkis yang melahirkan juara dunia. Namun mereka juga mengurusi lima fokus kegiatan, seperti bidang sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan dan budaya.
24. Eka Tjipta Widjaja
Pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, diketahui memiliki yayasan miliknya sendiri, yakni Eka Tjipta Widjaja Foundation. Yayasan ini telah berdiri sejak 2006 lalu dan tidak hanya berfokus pada pendidikan anak yang berada di kawasan perkebunan. Melainkan membantu kegiatan sosial, salah satunya pembangunan sarana dan prasarana akibat bencana alam.
25. Dato Sri Tahir
Dato Sri Tahir merupakan pebisnis sukses yang lebih dikenal akan kegiatan amalnya. Terkenal sebagai filantropis, Dato Sri Tahir merupakan miliarder pertama Indonesia yang masuk dalam Bill & Melinda Gates Foundation. Bersama organisasi nirlaba buatan Bill Gates tersebut, US$75 juta disumbangkan untuk The Global Fund guna melawan TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia.
Aksi kemanusiaan Dato Sri Tahir melalui Yayasan Tahir Foundation seakan tidak pernah habis. Selain bidang kesehatan dan pendidikan yang diutamakan, Tahir juga ringan tangan membantu dalam segala jenis sektor.
Melalui Tahir Foundation, Dato Sri Tahir juga pernah menyerahkan bantuan kemanusiaan sebesar 500 ribu dolar AS atau senilai Rp7,5 miliar kepada pemerintah Palestina. Bantuan diberikan untuk kebutuhan operasional Rumah Sakit (RS) di Gaza, termasuk RS Indonesia di Jalur Gaza pada Oktober 2023 lalu.
Baca Juga: Tahir Foundation Bukti Kedermawanan Dato Sri Tahir, Jadikan Kekayaan Berkat Bagi Sesama
26. Sukanto Tanoto
Tanoto Foundation didirikan oleh pengusaha sekaligus konglomerat Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto yang memiliki kekayaan USD1,3 miliar atau Rp14,9 triliun. Yayasan ini berfokus pada bidang pendidikan, pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup.
Sejak didirikan pada tahun 1981, Tanoto Foundation fokus membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kualitas manusia Indonesia. Sejak saat itu, Tanoto Foundation terus berkembang hingga menjadi organisasi filantropi internasional dengan perhatian khusus terhadap pengembangan sumber daya manusia, terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan anak usia dini, pendidikan dasar, pengembangan kepemimpinan, dan riset medis.
Saat ini, Yayasan berkontribusi di Indonesia, China, dan Singapura, serta aktif menjalin kemitraan dengan beragam institusi akademis dan riset terpandang.
27. Tomy Winata
Tomy Winata adalah seorang pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang memiliki pengaruh besar di berbagai sektor bisnis. Ia adalah pendiri Grup Artha Graha atau Artha Graha Network, sebuah konglomerasi bisnis yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari perbankan, properti, konstruksi, hingga infrastruktur.
Selain sebagai pengusaha sukses, Tomy Winata juga dikenal sebagai seorang filantrop. Ia mendirikan Artha Graha Peduli, sebuah yayasan yang fokus pada kegiatan sosial, kemanusiaan, dan lingkungan.
Kegiatan sosial, kemanusiaan, dan lingkungan Artha Graha Peduli bermula di Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia, yang diorganisir oleh karyawan grup perusahaan Artha Graha dan Artha Graha Network milik Tomy Winata.
Sejak tahun 1997, yayasan ini telah mengelola Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), sebuah pusat penyelamatan harimau yang berupaya untuk mengembalikan "harimau konflik" (harimau yang telah menyerang atau membunuh manusia) ke alam liar. TWNC telah melepaskan lima ekor harimau Sumatera (spesies yang terancam punah ) ke hutannya.
28. Chairul Tanjung
Konglomerat Chairul Tanjung dan istrinya, Anita Ratnasari juga telah membuat yayasan sejak 2005 lalu bernama CT Arsa, yang berfokus di bidang pendidikan dan kesehatan dengan visi dan misinya memutus mata rantai kemiskinan serta mengoptimalisasi kesehatan masyarakat kurang mampu.
Seperti kita ketahui, Chairul Tanjung memiliki beberapa gurita bisnis mulai dari media, perbankan, asuransi, ritel hingga keuangan. Majalah Forbes Asia bahkan menempatinya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai USD3,5 miliar atau sekitar Rp50,8 triliun.
Baca Juga: Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber Demi Sukseskan People Fest 2024