Sekolah Pilar Indonesia (SPI) menyelenggarakan kegiatan Rock & Learn Family Festival dengan tema Harmony in Motions di Sekolah Pilar Indonesia, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (4/10/2025) sebagai upaya inovatif memadukan unsur tradisi dan modernitas.
Festival yang diinisiasi oleh OSIS SMA Pilar Indonesia tersebut menjadi ajang kolaborasi unik antara energi musik rock dan keindahan gamelan tradisional Indonesia.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 1.000 peserta yang terdiri atas siswa mulai dari tingkat TK hingga SMA, orang tua, alumni, serta masyarakat umum.
Kepala Sekolah SMA Pilar Indonesia, Henri Sucahyo Purnomo, mengatakan kegiatan ini dirancang sebagai sarana pembelajaran aktif bagi seluruh peserta didik.
Selain menghadirkan suasana yang menyenangkan dan kolaboratif, kegiatan ini juga menginternalisasi visi dan misi sekolah, yaitu menumbuhkan kemandirian, memperkuat budi pekerti luhur, serta menumbuhkan sikap saling menghargai dalam keberagaman.
"Rock & Learn Family Festival bukan sekadar hiburan. Ini adalah manifestasi dari visi kami untuk menciptakan pembelajaran yang holistik, yakni pembelajaran yang tidak hanya mengasah intelektualitas, tetapi juga membangun karakter, identitas, dan kebanggaan terhadap budaya sendiri,” katanya di Sekolah Pilar Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/10/2025).
"Melalui perpaduan musik rock yang energik dengan gamelan tradisional yang sarat filosofi dan kearifan lokal, kami ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa identitas budaya dan modernitas bukan dua hal yang bertentangan, namun bisa berjalan beriringan," lanjut Henri.
Melalui berbagai rangkaian kegiatan yang dikemas secara menarik, Rock & Learn Family Festival berhasil menciptakan lingkungan yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan hidup, etika sosial, serta pemahaman mendalam mengenai pentingnya toleransi.
Hal ini menjadi perwujudan nyata komitmen Sekolah Pilar Indonesia terhadap pendidikan karakter yang holistik.
"Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang worldly, tapi tidak worldless. Mereka bisa go global, tetapi tetap go local dalam hati dan pikiran mereka,” ujarnya.
Ketua Panitia dari OSIS SMA, Athariq D Fadhillah, menambahkan bahwa para peserta didik di Sekolah Pilar Indonesia ingin menunjukkan bahwa belajar tidak harus selalu di dalam kelas dengan buku dan papan tulis.
“Musik, seni, dan budaya bisa menjadi media pembelajaran yang jauh lebih powerful dan berkesan,” tegasnya.
Operational Board Sekolah Pilar Indonesia (SPI), Sri Wulandari, menegaskan bahwa pihaknya meyakini pendidikan karakter dan nilai kebersamaan berawal dari lingkungan keluarga.
Ia menyampaikan, penyelenggaraan festival ini bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan positif di dalam keluarga.
“Ini merupakan momen yang langka di era digital saat ini. Ketika gawai sering kali menjadi penghalang komunikasi dalam keluarga, festival ini justru menjadi katalis yang menyatukan mereka. Melalui kegiatan ini, keluarga memiliki proyek bersama, tujuan bersama, dan yang terpenting, kenangan bersama yang akan selalu dikenang,” ujar Sri Wulandari.
Baca Juga: Sekolah Kehidupan ala Ciputra: Membesarkan Anak Lewat Perjuangan, Bukan Pemberian