Serangan jantung tidak hanya dialami oleh mereka yang sudah lanjut usia atau lansia. Banyak kasus serangan jantung yang terjadi pada individu dengan usia muda. Bahkan, mereka yang terlihat sehat dan bugar bisa terkena serangan jantung, dan biasanya terjadi ketika sedang atau setelah melakukan olahraga.
Serangan jantung atau infark miokard merupakan kondisi darurat medis yang biasanya terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini akan mengganggu fungsi jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh, dan dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani.
Serangan jantung adalah salah satu penyakit jantung yang tergolong serius. Hingga kini, penyakit ini masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO pada tahun 2021, lebih dari 17 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Baca Juga: Studi Ungkap Tidur Cukup Saat Akhir Pekan Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat peningkatan jumlah penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini sejalan dengan laporan BPJS Kesehatan, yang menunjukkan bahwa pembiayaan penyakit jantung melonjak dari Rp 4,4 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 9,3 triliun pada tahun 2018.
Meskipun serangan jantung paling umum terjadi pada individu berusia 65 tahun ke atas, ada peningkatan kasus yang mengkhawatirkan di antara orang dewasa di bawah usia 45 tahun.
Berikut ini sejumlah tips dari seorang ahli jantung di Mount Sinai Health di Scarsdale, Dr. Evan S. Levine, mencegah terkena serangan jantung sebelum usia 60 tahun. Menukil dari laman Medical Daily, Jumat (3/1/2025), berikut sepuluh di antaranya.
1. Jangan pernah merokok atau mencoba kokain
Merokok menyempitkan pembuluh darah di jantung, meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, serta meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung. Perokok memiliki risiko lebih dari dua kali lipat terkena serangan jantung dibandingkan dengan yang bukan perokok.
2. Hindari minuman manis
Menghindari minuman manis atau soda dapat membantu mengurangi risiko tekanan darah tinggi dan trigliserida.
Sebuah penelitian telah menunjukkan, bahkan bagi mereka yang berolahraga secara teratur, konsumsi minuman manis setiap hari dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
3. Hindari makanan cepat saji
Apa yang kamu makan memainkan peran penting bagi kesehatan jantung. Menghindari junk food atau makanan cepat saji yang sering kali mengandung banyak garam, gula, dan lemak tidak sehat, dapat membantu mengurangi risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung.
4. Berolahragalah setidaknya 30 menit sehari
Melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit sehari dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengatur tekanan darah, mencegah obesitas, dan menurunkan kadar kolesterol, yang semuanya merupakan faktor risiko utama serangan jantung.
5. Lakukan pemindaian kalsium arteri koroner
Pemindaian kalsium arteri koroner membantu menilai penumpukan kalsium di arteri jantung. Bagi individu dengan kolesterol tinggi, riwayat keluarga penyakit jantung, dan faktor risiko lainnya, bahkan mereka yang berusia di bawah 40 tahun, menjalani penilaian ini dapat sangat bermanfaat dalam memantau kesehatan jantung.
Baca Juga: 8 Tips Ampuh Mengurangi Risiko Serangan Jantung Sesuai Rekomendasi Ahli
6. Atasi stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah dan mengganggu hormon seperti kortisol, yang keduanya berdampak negatif pada kesehatan jantung.
Dr. Levine menekankan bahwa mengatasi stres, baik dari pekerjaan maupun hubungan, dan menemukan cara untuk bersantai, seperti mendengarkan musik yang menenangkan, dapat memberikan keajaiban bagi jantungmu.
7. Mengobati Diabetes dan Hipertensi
Mengobati kondisi yang mendasari seperti diabetes dan hipertensi sangat penting untuk mencegah serangan jantung, karena ini merupakan faktor risiko yang signifikan bagi kesehatan jantung.
8. Menjaga berat badan yang sehat
Berat badan berlebih, terutama timbunan lemak di sekitar perut, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit metabolik yang berpotensi menyebabkan serangan jantung.
"Turunkan berat badan, terutama jika Anda mengalaminya di bagian tengah tubuh. Obesitas sentral dikaitkan dengan hipertensi, trigliserida tinggi, perlemakan hati, dan lipid tinggi. Itulah sindrom metabolik, dan itu mematikan," kata Dr. Levine.
Baca Juga: 5 Buah Merah yang Ampuh Menjaga Kesehatan Jantung
9. Ikuti saran hanya dari profesional medis
Dengan maraknya media sosial, orang-orang tergoda untuk mengikuti saran kesehatan dari para influencer yang menampilkan diri mereka sebagai pakar tetapi tidak memiliki pelatihan formal atau kredensial.
Dr. Levine memperingatkan terhadap tren yang berkembang ini, mendesak orang-orang untuk "menghindari mereka seperti menghindari wabah," dan menekankan pentingnya mengandalkan profesional medis yang berkualifikasi.
10. Perhatikan asupan alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan diketahui dapat meningkatkan tekanan darah dan membahayakan kesehatan jantung.
"Segelas anggur sehari, mungkin, tetapi tidak lebih dari itu," tukas Dr. Levine.