Unjuk Rasa 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla dan Perppu Ormas
Pada periode pertama menjadi Presiden Republik Indonesia, Jokowi sudah terbiasa dengan protes keras masyarakat dan mahasiswa lewat aksi unjuk rasa. Aksi demonstrasi besar-besaran pertama kali dilakukan mahasiswa dan masyarakat yang geram terhadap kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla pada Oktober 2017 silam.
Mereka membawa sejumlah tuntutan dan mendesak Jokowi-JK membatalkan sejumlah kebijakan yang dianggap tak pro rakyat kecil seperti proyek kereta cepat dan sejumlah proyek strategis lainnya. Tak hanya itu selama tiga tahun memimpin Indonesia, Jokowi-JK dianggap tak membawa perubahan apapun, justru ketimpangan di tengah masyarakat semakin menganga.
Selain itu, aksi unjuk rasa ini juga menuntut Jokowi-JK untuk meninjau kembali Perppu Ormas yang saat itu oleh sejumlah kelompok dianggap sangat kontroversial, namun aksi unjuk rasa itu tak memberi efek apapun. Proyek kereta cepat tetap berlanjut dan Perppu Ormas tak pernah ditinjau lagi hingga berujung pada pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dianggap sebagai ormas radikal dan dilarang di Indonesia.
Unjuk Rasa Pemilu 2019
Dari semua aksi unjuk rasa di era pemerintahan Jokowi, aksi demonstrasi menolak hasil Pemilu Pilpres 2019 menjadi yang paling besar selama masa pemerintahan Jokowi.
Aksi unjuk rasa ini dipicu rasa kekecewaan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang kalah melawan Jokowi-Ma’ruf Amin. Pendukung Prabowo-Sandi menuding kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin adalah hasil dari rekayasa hasil pemilu. Pilpres kala itu dicap sebagai hajatan pesta demokrasi paling curang.
Baca Juga: Soal Kemungkinan PDI-P Usung Anies di Pilgub Jakarta, Ahok: Banyak Kader yang Siap Maju!
Aksi unjuk rasa saat itu bikin lumpuh aktivitas masyarakat Jakarta di sejumlah titik, massa aksi yang geram juga melakukan pengrusakan sejumlah fasilitas umum di Jakarta, bahkan sejumlah kendaraan polisi dan pos polisi sempat dibakar massa buntut bentrok dengan aparat keamanan.
Massa emosi karena dipukul mundur aparat setelah memaksa masuk ke gedung Bawaslu. Mereka kemudian melempari gedung bawaslu dan para aparat dengan bom molotov. Suasana Jakarta semakin mencekam setelah eskalasi massa semakin bertambah jelang tengah malam dan melakukan pengrusakan fasilitas umum. Aksi unjuk rasa itu berlangsung hingga keesokan harinya.